Keempat, curiga dan berhati-hati dengan suanggi. Orang sering curiga sehingga berhati-hati agar tidak terkena suanggi terutama yang masuk melalui makanan dan minuman. Tidak sembarangan menerima pemberian makanan dan minuman dari orang lain, terutama pemberian dari orang yang merupakan tukang suanggi.
Jika terlanjur menerima pemberian tersebut tidak memakan atau meminumnya namun hanya sekedar menerima dan setelah itu membuangnya. Jika terpaksa harus makan atau minum, harus lebih dahulu melakukan suatu ritual kecil untuk menangkal atau menetralkan suanggi dalam makanan.
Ketika ada dua pihak yang cekcok, para orang tua sering mengingatkan anak-anaknya agar tidak menerima makanan atau minuman dari lawan cekcok mereka. Melalui makanan dan minuman, lawan cekcok bisa saja menaruh suanggi.
Kehati-hatian terhadap suanggi juga seperti menghindari interaksi dengan orang-orang tertentu yang memiliki atau menggunakan ilmu hitam ini. Menghindari tatap muka, jabatangan dan pembicaraan dengan orang tersebut.
Kalau ada binatang seperti ular atau serangga tertentu yang muncul di rumah, orang mencurigainya sebagai jelmaan suanggi sehingga mengusir bahkan membunuhnya. Suatu benda seperti batu, kayu atau besi dengan bentuk tidak biasa yang tergeletak di rumah juga bisa mengundang curiga sebagai suanggi.
Pernah ada orang yang menemukan kotoran anjing di rerumputan depan rumahnya. Dia mencurigai kotoran anjing sebagai suanggi kiriman seseorang sehingga melakukan berbagai hal untuk menetralkannya.
Kelima, penangkal dan penetral suanggi. Banyak hal yang orang lakukan untuk menangkal atau menetralkan suanggi misalnya menggunakan air garam.
Penggunaan air garam setelah sepulangnya tamu yang terindikasi menggunakan suanggi. Tuan rumah mengambil air secukupnya lalu memasukan sejumput garam. Memercik atau menyiram air garam ke tempat duduk si tamu dan pada jejak langkahnya di sekitar rumah.
Ada orang yang menetralkan suanggi dengan mengencingi suatu benda yang dia curigai sebagai suanggi. Ada juga yang menaburkan kapur pada benda tersebut lalu membakarnya.
Menangkal suanggi dalam makanan atau minuman, salah satu cara yang cukup populer adalah menggunakan kotoran telinga. Memasukan salah satu jari ke lubang telinga dan mengorek sedikit kotoran telinga. Kemudian menempelkan ujung jari tersebut ke bagian bawah piring berisi makanan atau gelas yang berisi minuman. Piring atau gelas akan pecah jika dalam makanan atau minuman tersebut terkandung suanggi.
Untuk anak balita, para orang tua sering menyematkan potongan bawang putih dan genoak dengan peniti di baju si kecil untuk menangkal suanggi. Pokoknya ada begitu banyak cara orang untuk menangkal atau menetralkan suanggi.