Pemilik jagung kemudian berdoa dan menaikan jagung ke loteng di dapur. Jika masih ada jagung sisa hasil panen dari panen sebelumnya, wajib menurunkan jagung tersebut agar tidak bercampur dengan jagung yang baru panen.Â
Menurut kepercayaan masyarakat, menggabungkan jagung dari dua musim panen akan mendatangkan keburukan bagi tuan rumah.
Ketika menyimpan jagung di loteng, harus mengambil salah satu jagung yang berukuran besar lalu menyisipkan di celah antara atap dapur dan rangka atap. Jagung tersebut sebagai kepala seolah mengepalai dan menjaga jagung-jagung lain di loteng. Jika masih ada jagung kepala dari musim panen sebelumnya, harus menurunkannya sebelum menaruh yang baru.
Dalam menyimpan jagung di loteng, para petani menaruh jagung yang berukuran kecil di dekat pintu loteng untuk mudah mengambilnya sebagai bahan makanan sehari-hari. Jagung yang berukuran besar terletak di bagian agak dalam dari loteng untuk menjadi stok makanan dan benih di musim tanam berikutnya.
Selain di loteng, para petani menggantung sebagian jagung di bawah loteng, tepat di atas tungku perapian. Ada yang menggantung jagung tersebut sebagai persediaan benih tetapi ada juga yang menggunakannya sebagai bahan makanan sehari-hari.Â
Setelah menyimpan jagung di loteng kemudian mengasapinya dengan api di tungku. Para petani menaruh potongan kayu kering berukuran besar sehingga apinya terus membara hingga berhari-hari. Kadang mereka menambahkan dedaunan mentah di api sehingga menimbulkan asap pekat.
Asap dan panas api terus masuk ke loteng melalui celah-celah dek loteng yang berupa susunan kayu atau bambu. Beberapa minggu kemudian kulit jagung akan kaku, menguning hingga menghitam karena asap dan panas.
Pengasapan jagung ini bertujuan untuk mencegah serangan kutu jagung (fufuk). Selama ada jagung di loteng, tidak boleh mengasapi jagung dengan kayu dari pohon asam atau kemiri agar jagung tidak terkena serangan kutu. Menurut mereka, asap dari kayu asam atau kemiri bisa mendatangkan kutu jagung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI