Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Megahnya Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Menyisakan Persoalan Sosial di Sekitarnya

26 Juni 2016   13:49 Diperbarui: 27 Juni 2016   08:58 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lepas dari perhatian Angkasa Pura adalah warga yang mata pencariannya adalah petani. Data yang ada, tidak semua petani yang bermukim di sekitar bandara terhimpun dalam anggota kelompok tani. Sebagian petani ada yang masuk dalam wilayah Kota Makassar dan sebagian masuk wilayah Kab. Maros. Rata-rata akses mereka serba terbatas seperti akses modal, sarana dan prasarana, benih, pupuk dan alat mesin pertanian. Tak sedikit dari mereka yang hanya berpendidikan sekolah dasar bekerja sebagai petani penggarap dan menjadi penggembala ternak sapi dan kerbau.

Aktivis petani yang membidangi advokasi petani melihat adanya disparitas pembangunan dan perluasan kawasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dengan kemiskinan petani yang ada di sekitarnya. “Pihak Angkasa Pura dengan tanggung jawab sosialnya sesuai peraturan undang-undang BUMN yang berlaku seharusnya ikut serta memperhatikan nasib para petani yang masih banyak hidup dalam kemiskinan, minimal upaya untuk membantu mereka dalam hal modal, untuk membeli benih, pupuk atau hand traktor,” ujar Ikbal salah seorang aktivis petani center Sulsel.

batas pagar area bandara sultan hasanuddin makassar (foto Imansyah Rukka)
batas pagar area bandara sultan hasanuddin makassar (foto Imansyah Rukka)
"Banyak hal yang seharusnya tak luput dari tanggung jawab sosial, termasuk memberikan pelatihan dan keterampilan usaha tani kreatif agar nantinya ekonomi rumah tangga mereka bisa meningkat mereka, dan sebagainya,” sambung Ikbal.

Di akhir ulasan ini, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin terus melakukan pembagunan dengan masih membutuhkan lahan seluas minimal 2.000 Ha dan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 12 triliun, anggaran yang berasal dari APBN dan APBD sebagian dari investor asing sudah termasuk anggaran pembangunan perhotelan, convention exhibition, shopping area, theme park, finance area, dan rumah sakit yang saling terintegrasi komprehensif dan multimoda.

Yang jelas, Bandara Internasional Sultan Hasanudin Makassar menjadi airport class city sudah di depan mata adalah sebuah keniscayaan dan merupakan aset daerah Kota Makassar dan pemerintah Provinsi Sulsel khususnya, yang patut dibanggakan, namun kebanggaan itu seharusnya sejalan tanggung jawab sosial perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitranya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun