Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cinta Mengubah Pikiran Kelam

29 April 2016   23:41 Diperbarui: 30 April 2016   22:15 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi. Tidak ada yang bisa kita lakukan.”

Suaranya yang pelan itu seperti ledakan di tengah kesunyian. Marmo menjatuhkan kepalanya. Ia sangat malu, sangat marah pada dirinya sendiri.

“Tinggal satu yang mungkin. Aku akan menjual milik kita satu-satunya. Aku akan bekerja di alun-alun.”

Hanya gelap saja yang ada di depan Marmo.

***

Tidak ada jam menempel di dinding. Marmo menghela nafas, kemudian mengangkat kepalanya pelan-pelan menatap Lasmi.

“Las.” katanya memecah kesunyia.

Lasmi menghela nafas, kemudian mengangkat kepalanya pelan-pelan menatap suaminya. Ia amat terharu melihat kekalahan yang membayang di wajah suaminya.

“Kang.” balasnya.

“Apakah kamu ragu?”

Lasmi gugup. Pandangannya mencuri-curi pada dua gelas yang masih tertutup di tengah meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun