Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Antara Aku, Marsini dan Togel

15 April 2016   22:49 Diperbarui: 15 April 2016   23:07 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tetanggaku yang biasa meramal dengan hitungan datang. “Bagaimana rumusnya kok bisa tembus satu angka?”

            Aku jawab, “Dikasih orang pintar.”

            Tetangga yang biasa grandong 3) lain lagi. “Sampean dapat nomor dari mana? Apa dari mimpi?”

            Aku jawab, “Aku punya rumus jitu.”

            Aku sengaja berbohong pada mereka. Aku ingin merahasiakan asal nomorku.

            Tapi kebohonganku itu akhirnya terbongkar juga. Yang membongkar justru Marsini . Ketika aku memberinya uang dua puluh ribu rupiah, dia tersenyum. Seperti biasa, dia berdoa lagi untuk keberuntunganku. Lantas cepet-cepat pergi.

            Saat pergi itu ia mendatangi kerumunan orang. Kabarnya, ia memamerkan uang pemberianku kepada setiap orang. “Kang Roso  meamang loman. 4) Lihat aku diberi dua puluh ribu. Kalau loman begitu ya saya beri nomor togel terus.”

***

            Sejak aku menang judi togel itu, Marsini  menjadi pusat perhatian penjudi togel. Setiap gerak geriknya diamati. Banyak juga yang memancing-mancing agar Marsini  mengatakan sesuatu. Menjelang siang hari, banyak orang kelabakan mencari keberadaan Marsini . Kampung menjadi terasa sibuk.

            Tak kalah repotnya aku. Banyak juga yang datang kepadaku bertanya dikasih nomor berapa oleh Marsini . Ada juga yang bertanya, aku mau memasang nomor berapa, dan ia mau ikut nomorku. Tetapi, ketika mereka tahu Marsini  memang tidak mampir ke rumahku, mereka hilir mudik di jalan depan rumah.

            Ketika ada orang mengatakan sudah bertemu Marsini , yang lain merubungnya. “Dia diam saja.” katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun