Mengapa orang miskin tetap miskin? ini adalah pertanyaan sederhana yang sering kali tanyakan kepada orang tua, dan jawabannya adalah karena takdir.
Kemiskinan juga sering menjadi isu politik dan juga ekonomi, bagaimana kemiskinan di Indonesia? Bahkan sering menjadi tema dalam perdebatan calon gubernur atau presiden ketika mereka menyampaikan visi misinya. Dan pada akhirnya, yang miskin tetap miskin.
Mengapa orang miskin tetap miskin?
Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut kehidupan, pola pikir, pendidikan, lingkungan sosial dan masih banyak yang lainnya.
Pemerintahan Jokowi setidaknya telah banyak melakukan bantuan-bantuan untuk membantu dan mengurangi kemiskinan di Indonesia. Namun sampai hari ini, kemiskinan sangat sulit untuk di tuntaskan.
Keluarga sederhana atau keluarga yang tidak mampu disebabkan oleh banyak hal, secara garis besar kebanyakan orang miskin memang karena keturunan, meskipun ada faktor-faktor yang lain.
Berikut beberapa alasan inti yang menjadi penyebab orang miskin tetap miskin, meskipun masih ada faktor-faktor yang lain. Saya akan membahas 4 penyebab orang miskin tetap menjadi miskin.
Pertama, mindset atau pola pikir
Mindset atau pola pikir adalah sikap atau keyakinan yang kokoh mengenai sesuatu, dalam konteks ini keyakinan kokoh tersebut adalah mengenai keadaan dirinya yang yang hidup susah karena takdir Tuhan.
Akibatnya, orang-orang yang seperti ini selalu menyerah dengan keadaan, tidak memiliki daya juang yang keras dan tidak mau mencoba segala sesuatu untuk mengubah  keadaan tersebut.
Pada akhirnya, hidupnya akan mengalir seperti air, yang seakan-akan pasrah dengan keadaan. Secara psikologis bisanya mereka berada dalam titik nadir.
Kedua, Tidak memiliki Perencanaan
Memiliki perencanaan dalam hidup begitu sangat penting, kita harus memiliki plan A, plan B, plan C atau plan D. Tujuannya adalah supaya selalu survive dalam segala keadaan.Â
Saya sendiri berasal dari keluarga yang sudah dan miskin. Waktu SMA saya harus bekerja dan sambil sekolah, jujur kalu mengingat masa lalu rasanya sedih sekali.
Orang tua tidak mampu untuk membiayai sekolah apalagi kuliah. Pada akhirnya saya nekat bekerja sambil sekolah dan lulus. Saya merantau Ke Jakarta untuk mencari kerja dan berusaha untuk bisa masuk pendidikan tinggi.Â
Sampai pada akhirnya lewat perjuangan yang berat saya bisa menyelesaikan pendidikan dengan gelar Magister, padahal untuk sekolah SMA saja orang tuaku tidak mampu membiayainya.
Pada waktu itu saya tidak percaya dengan tadir, karena takdir ditentukan oleh diri sendiri. Saya keluar dan pergi dari kampung halaman dengan mimpi dan harapan.
Orang tua saya tidak memiliki perencanaan dalam hidupnya, bagaimana kalu punya anak, bagaimana biaya sekolahnya dan yang lainnya.
Hampir semua orang miskin hampir semuanya tidak memiliki perencanaan dalam hidup, saya mencontohkan sendiri dari keluargaku. Jadi, jika menikah dan punya anak, berpikirlah jauh ke depan dan rencanakan dengan baik-baik.Â
Ketiga, Tidak memiliki Modal
Penyebab orang miskin tetap miskin adalah karena tidak memiliki modal untuk usaha. Pada akhirnya, mereka hanya kerja menjadi buruh serabutan dam tidak memiliki pendapatan yang tetap.
Penghasilan yang sedikit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk menyekolahkan anak. Keluarga yang tidak memiliki perencanaan dalam hidup sangat sulit untuk berhasil. meskipun memiliki modal, pasti akan bangkrut karena tidak ada perencanaan dan ketelitian.
Keempat, Pendidikan Rendah
Pendidikan yang rendah menyebabkan orang miskin tidak bisa bersaing dalam bekerja. Mereka tidak memiliki skill dan kemampuan, sehingga hanya bekerja sebagai kuli atau buruh saja.
Padahal gaji buruh atau kuli tidak bisa mencukup kebutuhan keluarga. Jika untuk hidup saja kurang, bagaimana mereka bisa menjadi kaya.
Artikel ini saya pengalaman empiris saya pribadi, dan tidak bisa diterapkan untuk semua orang. Pada prinsipnya, perencanaan dan planing dalam hidup sangat penting, apalagi sudah menikah dan mempunyai anak.
Pengalaman hidup saya cukup menyedihkan dan tidak semua orang bisa melewatinya dan berhasil. Semoga artikel ini bisa memberikan inspirasi dan refleksi terhadap kehidupan kalian, thanks sudah mau membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H