Farhan, yang sudah belajar banyak tentang kebersihan, segera bertindak. Ia mengumpulkan warga dan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membersihkan sungai. Prosesnya tidak mudah dan memakan waktu berminggu-minggu. Namun, berkat kegigihan Farhan dan dukungan warga, sungai itu akhirnya kembali bersih.
"Ini adalah pelajaran bagi kita semua," kata Farhan kepada warga. "Kita harus menjaga kebersihan, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk generasi mendatang."
Penutup
Perubahan yang dialami Farhan mengajarkan banyak hal kepada dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Ia kini memahami bahwa kebersihan tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tentang hati dan niat. Dengan menjaga kebersihan, ia merasa imannya semakin kokoh, dan hubungan dengan Allah semakin erat.
Di akhir kajian suatu malam, Ustaz Salim berkata, "Kita tidak bisa memisahkan iman dan kebersihan. Keduanya saling berkaitan. Jika ingin menjadi hamba yang dicintai Allah, mari kita mulai dari hal-hal kecil: menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan."
Farhan tersenyum mendengar itu. Ia merasa bangga, bukan karena pujian orang lain, tetapi karena ia tahu bahwa ia sedang berusaha menjadi hamba yang lebih baik. Baginya, iman dan kebersihan adalah cermin dari hati yang bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H