Setelah berjam-jam bekerja, rumah Farhan mulai tampak rapi. Halaman bersih, dan ia bahkan mengecat ulang dinding yang sudah kusam. Meski lelah, ada kepuasan yang ia rasakan.
Kebersihan Hati
Pada malam harinya, Farhan kembali ke masjid untuk mengikuti kajian. Kali ini, Ustaz Salim membahas tentang hubungan antara kebersihan lahir dan batin.
"Saudara-saudaraku," kata Ustaz Salim, "Kebersihan lahir adalah langkah pertama menuju kebersihan hati. Bagaimana kita bisa mengharapkan hati yang bersih jika tubuh kita kotor, rumah kita berantakan, dan lingkungan kita tidak terjaga?"
Farhan teringat pada dirinya sendiri. Selama ini, ia merasa bahwa hatinya bersih karena ia rajin berdoa dan membantu orang lain. Namun, apakah ia benar-benar bersih jika tidak menjaga kebersihan lingkungannya?
Ustaz Salim melanjutkan, "Kita harus ingat bahwa iman adalah cermin hati kita. Jika cermin itu kotor, pantulannya akan buram. Mari kita bersihkan cermin hati kita dengan menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan."
Perubahan yang Terlihat
Hari demi hari, Farhan semakin rajin menjaga kebersihan. Tidak hanya rumahnya, ia juga mulai mengajak warga desa untuk membersihkan lingkungan bersama. Ia mendatangi rumah-rumah, mengingatkan pentingnya kebersihan, dan bahkan menyediakan tempat sampah di sudut-sudut desa.
Perubahan pada Farhan membuat banyak orang kagum.
"Farhan sekarang lebih baik dari sebelumnya," kata seorang tetangga.
"Luar biasa. Dia benar-benar berubah," ujar yang lain.
Namun, bagi Farhan, yang terpenting adalah ia merasa lebih dekat dengan Allah. Ia merasa bahwa menjaga kebersihan adalah bagian dari ibadahnya, sebuah cara untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan.
Ujian dan Hikmah
Suatu hari, desa itu menghadapi cobaan. Sungai yang menjadi sumber air bersih mereka tercemar oleh limbah. Banyak warga yang jatuh sakit akibat meminum air tersebut.