Mohon tunggu...
Imana Tahira
Imana Tahira Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menyukai Sastra, Jurnalistik, dan Broadcasting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Karena Kesenian, Tak Harus di Gedung Pertunjukan”

14 September 2013   13:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:54 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang di gunakan untuk mengekspresikan berbagai rasa dari dalam jiwa manusia. Kesenian sangat bermacam-macam, dan segala sesuatu yang dianggap indah pun mengandung unsur seni. Karena seni berarti keindahan.

Tapi, di negeri kita yang tercinta ini, kesenian itu cenderung berpatok pada suatu pertunjukan di gedung-gedung pertunjukan. Padahal seni bisa di nikmati oleh siapa saja dan dimana saja.

Komunitas Face Painting misalnya, komunitas ini merupakan suatu komunitas kesenian yang selalu bisa di nikmati oleh banyak orang yang melihatnya. Komunitas Face Painting ini adalah komunitas yang mewarnai wajahnya menjadi sesuatu yang mengandung unsur seni. Komunitas ini lebih konsisten dan fokus pada karakter hantu. Mereka mengharapkan dengan fokusnya pada karakter hantu, masyarakat tidak selalu mengartikan bahwa sosok yang seperti itu selalu menyeramkan atau mengartikan dengan hal-hal negatif lainnya.

Komunitas ini sering beraksi di jalan Malioboro 0 Km, sehingga kerap sekali komunitas ini akrab di sebut dengan 'Hantu 0 Km'. Selain di Malioboro 0 Km, Komunitas ini terkadang nongkrong di belokan Malioboro dan Tugu.

Meskipun mereka tidak bermain di gedung pertunjukan, tetapi mereka tidak pernah kehabisan mangsa untuk menyaksikan karya seni nya. Dengan lembaran rupiah seadanya yang mereka dapatkan dari kegiatan ini, mereka mengalokasikannya untuk membeli beberapa tong sampah yang akan di letakkan di sepanjang jalan Malioboro.

" Karena kami ingin membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengingat Malioboro merupakan tempat wisata yang tak pernah sepi oleh para wisatawan" ujar Mas Sony salah seorang anggota Komunitas Face Painting di sela-sela kegiatannya.

Dan sekarang, terdapat beberapa tong sampah di sepanjang jalan Malioboro hasil dari kegiatan Komunitas Face Painting.

Komunitas Face Painting ini tidak memiliki ketua, mereka melakukan segala sesuatu nya secara bersama-sama. Komunitas ini terdiri dari berbagai macam profesi. Ada Mahasiswa, pekerja, pengamen dan sebagainya.

"Tidak semua orang bisa bergabung begitu saja bersama komunitas kami, bukan kami ingin memilih-milih atau bagaimana, tapi yang kami lihat adalah sebuah proses dan sebuah konsekuensi. Yaa, kalo hanya ingin sekedar diskusi atau sharing-sharing tentang pengalaman atau apa saja, basecamp kami selalu terbuka untuk siapa saja kok" jawab Mas Sony ketika ditanya bagaimana ingin bergabung dengan komunitasnya.

Selain di Yogyakarta, Face Painting pun sering di undang ke luar kota, mereka terkadang juga bermain teater atau menjadi tim artistik.

Tapi, hanya di Yogyakarta mereka melakukan kegiatan seperti ini. Karena Yogyakarta merupakan Kota Pariwisata yang sangat di sesaki oleh ribuan masyarakat dari berbagai penjuru kota di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun