Sang dokter memandang saya dengan pandangan rasa kasihan ketika saya menceritakan kepadanya bahwa kadar gula darah puasa saya sudah bertahun-tahun sering di atas 150 mg/dL, bahkan pernah mencapai sekitar 280 mg/dL.
Sang dokter menjelaskan bahwa telah terjadi kerusakan saraf tepi di kaki saya karena kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama.
"Neuropatik adalah komplikasi dari penyakit diabetes." Jeddeer...!!!
Saya berusaha menahan kaget. Sebisa mungkin saya mencoba bersikap tenang di hadapan sang dokter. Tapi jantung saya berdegup keras sementara mendengarkan penjelasan sang dokter tentang diabetes dan komplikasinya.
Penyakit diabetes memang tidak dapat disembuhkan, tapi penyandang diabetes dapat hidup seperti layaknya orang normal. Artinya, sang penyandang diabetes tidak menunjukkan gejala-gejala diabetes walau sesungguhnya penyakit diabetes itu masih ada di dalam tubuhnya. Keadaan di mana gejala-gejala penyakit tidak muncul walau sesungguhnya penyakit itu masih ada di dalam tubuh seseorang dikenal dengan istilah remisi.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, menurut Diabetes Care, remisi terbagi dalam beberapa bentuk:
- Remisi sebagian: ketika seseorang menjaga kadar gula darahnya lebih rendah dari kadar gula darah orang dengan diabetes selama paling sedikit satu tahun tanpa menggunakan obat diabetes.
- Remisi komplit: ketika kadar gula darah kembali ke kisaran normal di bawah kisaran diabetes atau prediabetes selama paling sedikit satu tahun tanpa menggunakan obat diabetes.
- Remisi diperpanjang: ketika remisi komplit bertahan paling sedikit selama lima tahun.
Saat ini saya termasuk dalam kategori remisi sebagian. Sudah setahun lebih lamanya saya tidak mengonsumsi obat diabetes. Saya hanya mengandalkan gaya hidup sehat untuk menjaga kadar gula darah saya. Kadar gula darah puasa saya selalu stabil di kisaran 95-110 mg/dL.
Dengan kadar gula darah puasa saya yang stabil di kisaran 95-110 mg/dL selama satu tahun terakhir ini, maka beberapa gejala klasik diabetes telah hilang dari kehidupan saya saat ini. Saat ini saya tidak lagi sering merasa haus. Saya juga tidak lagi sering kencing, termasuk di malam hari. Saya tidak lagi sering merasa lapar walau baru saja makan. Saya juga tidak lagi mudah mengantuk. Bahkan, saya juga tidak pernah lagi mendapatkan serangan rasa keram pada kaki saya ketika saya tidur malam.
Tapi saat ini saya masih merasakan adanya rasa kesemutan dan kebas pada kedua kaki saya. Itulah yang disebut neuropati diabetik sebagai salah satu komplikasi penyakit diabetes.
Terapi Neuropati Diabetik
Kondisi neuropatik diabetik tidak dapat disembuhkan. Tujuan terapi, sebagaimana dilansir dari mayoclinic.org, adalah untuk:
- Mencegah semakin memburuknya penyakit.
- Menghilangkan rasa sakit.
- Mengendalikan komplikasi dan memperbaiki fungsi organ.