Makanan dapat dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan ukuran IG:
- Makanan dengan IG rendah   : 55 ke bawah.
- Makanan dengan IG sedang   : 56-69.
- Makanan dengan IG tinggi     : lebih dari 70.
Nasi memiliki IG sebesar 73. Ini adalah indeks glikemik (IG) yang tinggi, jauh di atas IG dari brokoli (10), tomat (15), mentimun (15), buncis ( 32) dan berbagai sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan yang cocok sebagai makanan bagi penderita diabetes. Nasi dengan IG sebesar 73, artinya: kadar gula dalam darah akan cepat melonjak naik setelah seseorang memakan nasi.Â
Padahal, problema seorang penderita diabetes adalah kondisi resistensi insulin yang sudah terjadi di dalam tubuhnya. Komplikasi penyakit dan kematian dini menjadi ancamannya.
Resistensi insulin adalah sebuah kondisi di mana tubuh seseorang tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena respon sel-sel tubuh terhadap insulin mengalami gangguan. Pada kondisi ini, glukosa yang diserap dari saluran pencernaan sebagai hasil metabolisma karbohidrat itu tidak dapat disimpan dalam bentuk glikogen di dalam sel-sel hati dan otot.
Karena itu, siapapun kamu, apakah kamu seorang tanpa diabetes atau dengan diabetes, kamu perlu berhati-hati dan bahkan waspada dalam menyikapi nasi yang disajikan kepadamu. Kamu harus sesuaikan asupan karbohidrat dengan aktivitas fisikmu.
Nasi akan menjadi kawan dekatmu ketika kamu memiliki aktivitas fisik yang berat. Tapi nasi akan menjadi musuh dalam selimutmu ketika aktivitas fisikmu adalah yang ringan-ringan saja.Â
Bagi seorang diabetesi, perlu hati-hati mengonsumsi nasi. Karena, lonjakan kadar gula darah yang tak terkendali dapat menyebabkan komplikasi dan kematian dini.
Itu saja yang dapat saya sampaikan kepada kamu semua kali ini. Tentang nasi di piring makanmu, pilihan ada di tangan masing-masing kamu. Apakah nasi adalah kawan dekat atau musuh dalam selimut? Kamu yang lebih tahu tentang dirimu, tentu tahu bagaimana kamu harus bersikap terhadap nasi.
Yuk kita jalankan pola hidup sehat dan tetap semangat!
Mulai dari sekarang saja! Jangan lagi menunda!
Bekasi, 12 Juli 2021