Halo teman semua, khususnya sesama diabetesi yang berbahagia. Salam sehat selalu!
Salah satu makanan yang saya tidak sukai adalah sayur buncis, apalagi kalau sayur ini dimasak tumis, aromanya membuat wajah saya sedikit meringis. Tapi itu dulu ketika saya belum menderita penyakit kencing manis.
Sekarang, walaupun buncis masih bukan sayur kesukaan saya, tapi saya sudah mulai belajar untuk menyukainya. Saya biasakan gigi saya untuk mengunyahnya. Saya biasakan lidah saya untuk menelannya.Â
Bukan dengan alasan sembarangan kenapa buncis perlu dimakan. Bukan pula tanpa tujuan kenapa buncis patut menjadi hidangan. Dengan buncis, gejala diabetes dapat dikendalikan. Dengan buncis juga, kencing manis dapat dihilangkan.
Barangkali kamu akan bertanya secara kritis tentang bagaimana sayur buncis mengendalikan gejala diabetes dan menghilangkan kencing manis?
Kalau kamu mau tahu lebih jauh tentang khasiat buncis, yuk baca tulisan saya ini baris demi baris, dan serap isinya sampai habis, agar terhadap sayuran ini kamu tidak berpikiran sinis. Oke?
= = =
Tadi pagi, setelah berolahraga jalan kaki, saya pergi ke pasar Kranji, Bekasi. Setelah mentimun, tomat dan brokoli, akhirnya buncis adalah sayuran terakhir yang saya beli.
Saya pikir bahwa menu makan saya perlu ada variasi. Beri kesempatan kepada buncis untuk tampil sekali-sekali. Agar perut jangan cuma kenal dekat dengan brokoli. Agar perut bisa mengenal buncis yang juga bermanfaat untuk diabetesi. Hihiihiii...! Mulut saya cengengesan sendiri.
= = =