Ya, itulah berbagai gangguan kesehatan yang saya alami akibat kebiasaan pola hidup tidak sehat yang saya jalankan puluhan tahun lamanya. Padahal, dokter sudah berulang kali mengingatkan saya, tapi selalu saya abaikan. Sekarang saya menyesal. Tapi apa boleh buat? Ini adalah penyesalan yang terlambat. Saya harus siap menerima label sebagai seorang penderita diabetes melitus tipe 2.
Jadi, seorang diabetesi memang harus tahu diri kalau dirinya gak bisa seperti dulu lagi. Seorang diabetesi gak bisa bebas lagi untuk makan apa saja walau mulut masih meminta dan kapasitas penampungan di lambung masih tersedia. Jangan lagi deh seorang diabetesi berangan-angan untuk bebas makan apa saja kalau masih ingin memiliki hidup yang lebih berkualitas di sisa-sisa akhir hidupnya. Ih, kok seram begitu sih?
Ya, betul itu. Seorang penderita diabetes melitus tipe 2 sepatutnya memang harus selalu sadar bahwa dirinya sudah tidak mungkin untuk makan-makan enak lagi. Beberapa organ dalam tubuh seorang diabetesi sudah tidak dapat berfungsi maksimal lagi. Salah dalam mengatur asupan jenis dan jumlah makanan, dan kurang dalam melakukan gerak badan, akan menyebabkan kadar glukosa darah naik lagi melewati ambang batas normal yang ditentukan.
"Saya menyerah," begitulah mungkin kira-kira rintihan sel-sel di dalam tubuh yang tidak sanggup lagi menyerap glukosa di dalam darah. Resistensi insulin telah terjadi. Akibatnya, kadar glukosa darah akan tetap tinggi di atas ambang batas normal kalau asupan karbohidrat tidak dikendalikan. Dan itu berbahaya, bukan? Komplikasi diabetes semakin mengancam, bukan?
= = =
Teman-temanku yang masih benar-benar sehat, berbahagialah kamu kalau kamu belum terkena status pre-diabetes, apalagi diabetes. Tapi itu bukan berarti bahwa kamu bebas untuk makan sembarangan. Itu juga bukan berarti bahwa kamu boleh hidup secara bermalas-malasan.
Kamu perlu jalankan pola hidup sehat. Kamu harus lakukan gerak badan secara teratur dan dengan bersemangat. Agar kamu jangan menjadi seperti kami-kami ini yang sudah terjerat dalam pelukan maut si 'manis', istilah untuk penyakit kencing manis atau diabetes.
Tentu makanan yang cocok untuk menjaga kadar glukosa darah bukan cuma brokoli. Masih ada banyak sayur-sayuran, biji-bijjian, dan buah-buahan yang cocok sebagai santapan yang tidak menyebabkan naiknya kadar glukosa darah. Nanti di kesempatan lain kita coba lihat bersama makanan apa lagi yang pantas untuk turut menjaga kadar glukosa darah bagi kita semua, khususnya bagi para diabetesi.
Akhir kata dari saya saat ini, untuk kamu yang masih sehat, dan khususnya untuk sesama penderita diabetes seperti saya, ayo sering-seringlah jadikan brokoli sebagai salah satu menu di piring makan kita. Bersama brokoli, si hijau yang gagah, kita jaga kadar glukosa darah.
Selamat menjalankan pola hidup sehat dan tetap semangat!
Bekasi, 16 Mei 2021