Bandung - Tanggal 11 Juli - 10 Agustus 2022, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mengontrak mata kuliah KKN, yang rata-rata tengah berada di semester 6. KKN yang dilaksanakan oleh para mahasiswa UPI ini merupakan program KKN tematik yang bertemakan "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDGs Desa dan MBKM".
Pada KKN tematik tahun ini, para mahasiswa UPI diharapkan bisa membuat program kerja sesuai dengan salah satu dari 8 goals yang telah dirancang PBB dan pemerintah. Dalam membuat program kerja, mahasiswa bisa memilih untuk melaksanakannya di kelurahan, desa, sekolah, atau instansi lainnya. Karena adanya kebijakan kampus UPI perihal Covid-19, para mahasiswa UPI ditempatkan berdasarkan domisili masing-masing untuk mencegah penyebaran Covid-19 karena mobilitas.
Penulis, Muhammad Imanda Depry, ditempatkan bersama dengan kelompok 54 yang mayoritas mahasiswanya berasal dari wilayah Bandung Timur. Kelompok 54 dibimbing oleh seorang Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. H. Warlim Isya, M.Pd., dalam menjalankan kegiatan KKN.
Sesuai dengan domisili penulis dan anggota kelompok 54 lainnya, penulis menjalankan program KKN di Desa Cilengkrang, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Desa Cilengkrang terletak di sekitar Bandung Timur, posisinya relatif dekat dengan alun-alun Ujung Berung dan Bundaran Cibiru.Â
Tema KKN yang diusung oleh kelompok untuk Desa Cilengkrang adalah "Desa Cilengkrang menuju Desa Pendidikan dan Desa Wisata". Tema ini sesuai dengan salah satu dari 8 SDGs Desa yaitu "Desa Pendidikan Sepanjang Hayat". Program kerja yang dilaksanakan pun berfokus pada pendidikan, baik pendidikan untuk anak-anak, maupun pelatihan dan kerjasama dengan para pelaku usaha pariwisata di Desa Cilengkrang. Program-program yang mahasiswa jalankan didukung oleh Kepala Desa Cilengkrang, tokoh masyarakat, pengurus tempat pengajian sore di lingkungan RW 04 dan RW 05 Desa Cilengkrang, serta orang tua siswa.Â
Program kerja yang penulis jalankan masih berkaitan dengan pendidikan bagi anak-anak. Anak-anak yang penulis ajarkan rata-rata masih duduk di bangku TK/sederajat dan kelas 1-2 SD. Para anak/siswa tersebut biasanya menghabiskan waktu sore mereka dengan mengaji Al-Qur'an dan buku iqra di Madrasah Fathul Khoer, Desa Cilengkrang, RW 05.Â
Sebagai mahasiswa dari program studi Bahasa dan Sastra Inggris UPI, penulis memutuskan untuk memperkenalkan para siswa madrasah tersebut kepada Bahasa Inggris. Hal ini cukup relevan mengingat tema program KKN yang juga mengusung Desa Cilengkrang sebagai Desa Wisata. Anak-anak yang paham beberapa ekspresi bahasa asing bisa menjadi suatu hal yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
Selain mengenalkan para siswa kepada Bahasa Inggris, penulis juga mengajarkan kembali cara membaca dan menulis. Hal ini sesuai dengan perkataan salah satu pengurus dan pengajar Madrasah Fathul Khoer, Ibu Mira, yang mengatakan bahwa anak-anak tersebut sempat kesulitan belajar dikarenakan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Beberapa anak tersebut tidak memiliki akses yang memadai terhadap gawai yang mendukung kegiatan pembelajaran, sehingga mereka kesulitan untuk belajar.
Anak-anak di madrasah tersebut nampak senang dan antusias dengan kedatangan penulis dan kelompok kecil penulis yang sama-sama merupakan mahasiswa dari jurusan bahasa Inggris UPI. Mereka nampak sedikit kebingungan dalam mengikuti pengajaran mengenai kosakata (vocabulary) sederhana dan cara pelafalan huruf alfabet dalam bahasa Inggris karena hampir semua sama sekali belum pernah mempelajari Bahasa Inggris di sekolah formal. Namun, anak-anak tersebut juga merasa antusias ketika diberikan tugas untuk menulis karena banyak anak yang senang untuk menulis dan mendapat penilaian dan ada juga yang menggunakan waktu tersebut untuk bercerita kepada penulis.
Berkaca pada kondisi objektif anak-anak tersebut serta waktu KKN yang singkat, penulis dan rekan kelompok lainnya memutuskan untuk mengganti target pembelajaran. Pembelajaran lebih difokuskan untuk membantu anak-anak tersebut mengejar ketertinggalan karena kurangnya pembelajaran yang didapat di masa PJJ.Â
Penulis juga ingin membantu meningkatkan semangat anak-anak di madrasah untuk terus menuntut ilmu dengan membuat sesi mengerjakan tugas sebagai sesi cerita dimana mereka bisa antusias untuk menceritakan pengalaman mereka. Cara-cara lain seperti memberikan kenangan berupa gambar menarik dan makanan ringan seperti permen juga dilakukan untuk menambah semangat mereka.
Di luar mengajar materi utama, penulis dan rekan kelompok penulis juga mengajarkan cara membaca huruf hijaiyah kepada anak-anak di Madrasah Fathul Khoer. Hal ini penulis lakukan dengan membantu mereka membaca buku iqra dan "setor hafalan" surat-surat pendek dari Al-Qur'an Juz 30.
Ibu Mira sebagai salah satu pengurus dan pengajar di Madrasah Fathul Khoer mengatakan bahwa anak-anak tersebut sangat senang dan antusias jika ada "orang-orang baru". Hal tersebut membuat penulis ingin memanfaatkan momen KKN ini sebagai langkah awal untuk membuat mereka lebih termotivasi dalam belajar, khususnya dalam Bahasa Inggris.
Meskipun waktu pelaksanaan program KKN ini relatif singkat, penulis berharap program ini bisa menjadi langkah awal bagi pertumbuhan Desa Cilengkrang, khususnya dalam bidang pendidikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H