Si honje menjadi juara dalam kontes durian di Kabupaten Pandeglang.
Ating tak menyangka panitia memanggil namanya sebagai juara pertama kontes durian Festival Buah Lokal Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Harap mafhum, itu pertama kalinya Ating mengikuti kontes durian. "Saya tidak berharap menang. Tadinya cuma coba-coba ikutan kontes," ujarnya. Â Durian bernama si honje milik pekebun asal Desa Saruni, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, itu mampu meraih nilai tertinggi, yakni 461,1 poin. Jumlah nilai itu berbeda jauh dengan juara kedua kontes yang hanya meraih nilai 440,75 atau terpaut hingga 21 poin.
Sejak panitia membelah seluruh durian peserta kontes, penampilan si honje langsung menarik perhatian keenam juri. Pasalnya, daging buah Durio zibethinus itu berwarna kuning tua semu jingga. Warna daging buah itu tergolong mencolok karena sebagian besar kontestan berdaging buah putih dan krem. Di antara 27 peserta, hanya 8 peserta yang berwarna mentereng, yaitu semu jingga dan kuning. Dari segi rasa si honje paling juara dibandingkan dengan 8 peserta lain yang berdaging buah atraktif.
"Si honje memiliki keharuman sedang, daging buah kuning tua merata, daging buah tebal, creamy, lengket, dengan rasa manis pahit seimbang," ujar Iwan Subakti, Ketua Dewan Juri kontes durian. Tekstur daging buah juga tidak berserat, lembut, dengan sedikit rasa unik tepung sari atau pollen. "Biji normal sedang dengan edible portion (prosi buah yang dapat dikonsumsi, red) mencapai 28,9%," tambahnya. Berbagai keunggulan itu mengantarkan si honje menjadi jawara kontes.
Menurut Ating, Â si honje berasal dari pohon berumur sekitar 70 tahun dengan diameter batang mencapai 80 cm. Dari segi produktivitas buah si honje tergolong produktif. "Setiap musim rata-rata menghasilkan 300---400 buah. Saat ini masih tersisa sekitar 150 buah," ujar pria 57 tahun itu. Adapun juara kedua diraih durian si ketan milik Emi. Para pedagang durian di Pandeglang biasanya menyematkan sebutan si ketan untuk durian yang berdaging buah putih.
Kontes durian yang berlangsung pada 4 Februari 2018 di Alun-alun Kabupaten Pandeglang itu salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Festival Buah Lokal Kabupaten Pandeglang. Sebanyak 27 peserta dari berbagai daerah di Kabupaten Pandeglang bersaing menjadi jawara. Panitia mengundang 6 orang juri untuk menilai seluruh peserta. Dalam penilaian para juri diwajibkan untuk mencicip minimal sepongge durian agar penilaian rasa lebih maksimal. "Kalau hanya secuil yang dicicip bagaimana bisa merasakan umami durian," ujar Iwan.
Dalam sambutannya, Bupati Pandeglang Hj. Irna Narulita, menyampaikan bahwa durian seharusnya menjadi salah satu komoditas andalan Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten. "Saat ini banyak pedagang durian yang menjajakan durian medan padahal isinya durian asal Pandeglang," ujarnya. Apalagi lokasi Pandeglang relatif lebih dekat dengan Jakarta yang merupakan pasar terbesar komoditas pertanian.