Mohon tunggu...
Imam Wiguna
Imam Wiguna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Karyawan swasta, ayah dua anak, tinggal di Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Srini dan Wanita Tani dari Lereng Merapi

29 Januari 2018   13:06 Diperbarui: 30 Januari 2018   09:41 2664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Srini Maria bersama para peserta pelatihan budidaya sayuran organik. (Foto: koleksi Srini Maria)

Rumah kemas untuk pengemaasan produk sayuran yang diproduksi para anggota kelompok wanita tani. (Foto: Koleksi Srini Maria)
Rumah kemas untuk pengemaasan produk sayuran yang diproduksi para anggota kelompok wanita tani. (Foto: Koleksi Srini Maria)
Fokus lengkeng

Sayang, pemenuhan ekspor buncis baby itu hanya berlangsung hingga 2013. "Ketika itu pembayaran dari eksportir bermasalah. Mereka selalu menunda pembayaran," ujar Srini. Akibatnya, para petani kesulitan memperoleh modal untuk masa tanam berikutnya. 

Sejak itu KWT beralih mengebunkan komoditas sayuran lain yang diminta pasar, seperti daun bawang, bunga kol, wortel, selada, bit merah, parsley, dan rosemary. Sayangnya belakangan ini harga sayuran pun anjlok sehingga para petani kerap merugi. Kini Srini hanya fokus mengembangan bit merah, parsley, dan rosemary karena harganya ajek.

Petani dari Papua melakukan studi banding dan pelatihan budidaya sayuran organik. (Foto: Koleksi Srini Maria)
Petani dari Papua melakukan studi banding dan pelatihan budidaya sayuran organik. (Foto: Koleksi Srini Maria)
Srini juga fokus mengembangkan lengkeng untuk meningkatkan nilai tambah lahan sayuran yang saat ini harganya terjun bebas. Ia menanam lengkeng varietas new kristal di antara guludan-guludan dengan jarak tanam minimal 6 m x 6 m. Ibu 3 anak itu memilih lengkeng new kristal karena dapat diatur pembuahannya. "Di satu sisi new kristal memiliki kelemahan tidak bisa berbuah bila tidak dirangsang untuk berbuah. Namun, di sisi lain menjadi kelebihan karena bisa diatur masa pembuahannya," katanya.

Untuk mengembangkan lengkeng di Kabupaten Magelang, Srini membentuk Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Merapi Jaya. Keanggotaan lembaga yang didirikan pada 2015 itu lebih luas karena dapat diikuti petani laki-laki atau perempuan. Hingga saat ini sekitar 1.000 pohon lengkeng new kristal yang tertanam di kawasan Kabupaten Magelang. 

Ia berharap di masa mendatang lengkeng menjadi ikon baru kabupaten berjuluk De Tuin van Java itu. Ia mengembangkan konsep agrowisata petik lengkeng agar para pekebun mitra dapat menikmati harga jual lebih tinggi karena menjual langsung ke konsumen akhir. (Imam Wiguna)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun