Judul buku               : Prabowo, Macan Asia Harapan Bangsa
Nama penulis            : Susilo Pranoto
Nama penerbit            : Palapa Yogyakarta
Jumlah halaman          : 196
Tahun terbit buku         : 2018 cetakan ke-2
Beberapa hari yang lalu, saya meresensi buku biografi Jokowi karya Alberthiene Endah, berjudul Jokowi Menuju Cahaya. Kali ini, saya juga tertarik ingin meresensi salah satu buku biografi Prabowo.Â
Tujuan saya, selain ingin membandingkan kualitas masing-masing tokoh yang saat ini merupakan calon pemimpin terbaik bangsa, saya juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa dua tokoh ini adalah sosok yang terseleksi dari ratusan juta penduduk Indonesia sebagai calon presiden 2019. Dua tokoh ini yang dianggap terbaik saat ini untuk bisa membawa bangsa ini menuju bangsa yang maju, beradab, makmur, dan sejahtera.
Harapan saya, marilah kita hargai dan hormati kedua sosok ini. Betapa pun mereka saat ini adalah orang yang sudah berjuang dan berbakti untuk negeri ini. Pak Jokowi sudah memimpin Indonesia selama 4 tahun.Â
Meski ada pro dan kontra di masyarakat, tetapi beliau sudah menunjukkan pengabdian dan kerja kerasnya untuk membangun Indonesia. Demikian pula Pak Prabowo. Pro kontra pun selalu ada dengan perjalanan kariernya. Beliau juga sudah berjuang untuk Indonesia, sejak aktif di dunia militer.
Oleh karena itu, untuk para pendukung keduanya, marilah kita tidak usah saling menghujat dan mencaci-maki tokoh yang bukan pilihan kita. Marilah kita bersaing secara sehat dengan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Marilah kita menjadi warga negara dan pemilih yang cerdas dalam menentukan pilihan kita.Â
Kita harus melek literasi dengan mau membaca buku-buku atau artikel dari kedua sosok ini, agar tahu persis bagaimana kiprah dan perjalanan hidup dari sang kandidat. Bukan hanya like dan share tulisan atau gambar meme yang berseliweran di dunia maya, yang belum tentu kebenarannya.
Baiklah, berikut saya kupas salah satu buku biografi Prabowo. Jujur saja, saya telah putar-putar ke beberapa toko buku di Solo. Akhirnya saya temukan buku ini di toko Gramedia. Buku ini satu-satunya yang terpampang di salah satu rak buku di Gramedia Solo.Â
Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bisa memberikan pengetahuan dan informasi tentang salah satu calon presiden kita. Dan tentu lebih detailnya, Anda harus membaca secara lengkap isi buku ini.
Buku ini hadir di masyarakat tentu tak bisa dilepaskan dari aura politik di Indonesia. Pengarang menulis buku ini bukan serta-merta sebagai karya intelektual dan literasi biasa, tetapi memiliki muatan dan tujuan tertentu. Sebagaimana diakui oleh penulisnya, Susilo Pranoto, bahwa dia termasuk salah satu pengagum Prabowo Subianto.Â
Menurutnya, Prabowo adalah sosok pemimpin yang cerdas, tegas, dan nasionalis, meskipun ada sedikit kontroversi dalam perjalanan karier politiknya. Selain soal kekaguman Susilo terhadap Prabowo, dia menulis buku ini tentu berharap bukunya bisa laris dibeli oleh para pendukung dan pengikut setia Prabowo. Ditambah pula dirinya pun bakal ikut terkenal, bahkan bisa direkrut menjadi anggota tim pemenangan Prabowo.
Buku ini sesungguhnya telah ditulis dan diterbitkan pada tahun 2013, yakni jelang pemilihan presiden tahun 2014, di mana Prabowo bersama pasangannya Hatta Rajasa menjadi salah satu kandidat calon presiden dan wakil presiden kala itu.Â
Namun, lagi-lagi Prabowo menelan kekalahan melawan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Dan di tahun 2019 ini, Prabowo kembali mencalonkan diri, dengan menggandeng tokoh muda, Sandiaga Uno. Akankah usaha Prabowo kali ini bakal terwujud? Tentu waktulah yang akan menjawabnya.
Kegagalan demi kegagalan inilah yang mungkin membuat penulis sedikit galau, dan memberi judul buku ini "Prabowo Macan Asia, Harapan Bangsa?"Â Di frasa "harapan bangsa", penulis membubuhkan "tanda tanya". Barangkali penilaian penulis, bahwa sosok Prabowo adalah pemimpin yang sangat ideal dan cocok untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, berdaulat, dan sejahtera.Â
Namun apa daya, sejak dia memutuskan untuk terjun di dunia politik dan maju dalam bursa calon presiden atau wakil presiden di tahun 2004, 2009, dan 2014, Prabowo seolah-olah belum diharapkan oleh bangsa ini untuk menjadi presiden atau wakil presiden. Dan pada pemilihan presiden 2019 ini akan menjadi pertaruhan terakhirnya, mengingat usianya yang sudah tidak memungkinkan lagi di tahun 2024 dan tentu akan banyak bermunculan tokoh-tokoh baru yang menjadi pesaing beratnya.
Macan Asia
Oleh karena itu, buku ini kembali hadir di saat yang tepat jelang pemilihan presiden 2019, setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, sehingga isi buku ini relevan dengan perjalanan karier politik Prabowo hingga sekarang. Buku dengan jumlah halaman 196 ini, terdiri dari 7 bab dan banyak sub bab. Isi buku ini cukup runtut dan sistematis menceritakan perjalanan hidup figur Prabowo.Â
Mulai dari kelahiran dan silsilah keluarganya, berkarier di bidang militer, berbisnis meneruskan jiwa begawan ekonomi ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, hingga kemudian terjun di dunia politik dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Liku-liku dan kontroversi sosok Prabowo dimulai dari ranah politik sini.Â
Menilik sejarahnya, Prabowo dan partainya dikenal dengan warna Indonesia dan nasionalis sejati. Namun akhir-akhir ini mendadak menjelma menjadi tokoh yang dekat sekali dengan kaum religius, yaitu tokoh-tokoh Islam. Bahkan pencalonannya sekarang disimbolkan sebagai perlawanan umat Islam terhadap rezim kapitalis.
Prabowo dijuluki sebagai "Macan Asia" juga terungkap di buku ini. Prabowo dianggap sebagai tokoh yang berani dan tegas, dimulai dari kariernya di bidang militer, hingga membawanya menjadi seorang jenderal yang disegani, tak hanya di Indonesia tetapi di kancah dunia.Â
Jiwa nasionalisme dan pengabdiannya kepada tanah air tak perlu diragukan lagi. Contohnya, ketika pasukan Malaysia ingin memanjat puncak gunung Everest sebagai wakil negara kawasan Asia Tenggara pertama, Prabowo mendahuluinya dengan menerjunkan pasukan tentara untuk mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung tertinggi di dunia tersebut.Â
Begitu pula ketika pabrik kertas Kiani Kertas di Kalimantan Timur sedang bangkrut dan mau dikuasai oleh negara lain, maka Prabowo pun turun tangan untuk mengambil alih. Keberanian dan kesigapan dalam menghadapi persoalan bangsa inilah, yang membuat dirinya dijuluki sebagai "Macan Asia".
Gaya bahasa dalam penulisan buku ini seperti buku referensi lainnya, tidak terlalu menonjolkan tokoh secara dramatis atau dengan bangunan kata-kata yang indah dan sensasional, seperti halnya penulisan esai, novel, atau sejenisnya yang sangat khas gaya bertuturnya.Â
Sehingga bagi pembaca milenial, gaya penulisan seperti ini tidak terlalu disukai, karena cenderung monoton dan hanya menarasikan atau mendeskripsikan peristiwa sejarah dari waktu ke waktu.
Mencermati tulisannya, tampaknya pengarang tidak terlalu bisa mengeksplorasi personalitas Prabowo, karena sepertinya penulis tidak menggali langsung atau wawancara dengan tokoh yang bersangkutan.Â
Penulis hanya mengandalkan referensi dari buku-buku biografi Prabowo yang sudah ada dan dari sumber internet. Maka tidak heran, jika ada nama-nama silsilah Prabowo yang hilang atau tidak diketahui. Akhirnya hanya dikasih "tanda tanya".
Di samping itu, buku ini tidak dilengkapi gambar atau foto-foto Prabowo dengan segala sepak terjangnya, sehingga secara visual, buku ini kurang menarik. Penulis juga tidak membuat kutipan atau quote-quote yang merupakan ringkasan atau intisari tulisan dari sang tokoh yang menginspirasi bagi pembaca.
Namun secara keseluruhan, buku ini tetap layak untuk menjadi bahan bacaan dan sumber referensi dalam mengenal sosok Prabowo dengan semua kiprah perjuangan, pengabdian, dan konsep-konsep tentang keindonesiaan masa depan.
Penulis adalah penulis buku dan pemerhati sosial tinggal di Karanganyar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H