Gaya bahasa dalam penulisan buku ini seperti buku referensi lainnya, tidak terlalu menonjolkan tokoh secara dramatis atau dengan bangunan kata-kata yang indah dan sensasional, seperti halnya penulisan esai, novel, atau sejenisnya yang sangat khas gaya bertuturnya.Â
Sehingga bagi pembaca milenial, gaya penulisan seperti ini tidak terlalu disukai, karena cenderung monoton dan hanya menarasikan atau mendeskripsikan peristiwa sejarah dari waktu ke waktu.
Mencermati tulisannya, tampaknya pengarang tidak terlalu bisa mengeksplorasi personalitas Prabowo, karena sepertinya penulis tidak menggali langsung atau wawancara dengan tokoh yang bersangkutan.Â
Penulis hanya mengandalkan referensi dari buku-buku biografi Prabowo yang sudah ada dan dari sumber internet. Maka tidak heran, jika ada nama-nama silsilah Prabowo yang hilang atau tidak diketahui. Akhirnya hanya dikasih "tanda tanya".
Di samping itu, buku ini tidak dilengkapi gambar atau foto-foto Prabowo dengan segala sepak terjangnya, sehingga secara visual, buku ini kurang menarik. Penulis juga tidak membuat kutipan atau quote-quote yang merupakan ringkasan atau intisari tulisan dari sang tokoh yang menginspirasi bagi pembaca.
Namun secara keseluruhan, buku ini tetap layak untuk menjadi bahan bacaan dan sumber referensi dalam mengenal sosok Prabowo dengan semua kiprah perjuangan, pengabdian, dan konsep-konsep tentang keindonesiaan masa depan.
Penulis adalah penulis buku dan pemerhati sosial tinggal di Karanganyar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H