Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Efek Pembakaran Bendera, Diskursus Paradigma Cara Beragama Kembali Menyeruak

23 Oktober 2018   22:41 Diperbarui: 8 November 2018   08:30 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita saja, mau menghadap pejabat atau pimpinan di tempat pekerjaan kita, berusaha berpenampilan baik dan sopan. Bahkan jauh-jauh hari telah kita siapkan, termasuk kata-kata yang mau kita sampaikan. Sedangkan ini mau menghadap pemimpinnya para pemimpin, penguasa manusia dan alam semesta, sudah semestinya kita mengenakan pakaian terbaik.

Meskipun di dalam fikih, asal kita menutup aurat, maka salat kita sudah dianggap sah. Tetapi apakah pantas, kita yang laki-laki salat hanya mengenakan sarung atau celana saja, hanya menutup bagian pusar hingga lutut, sementara tubuh yang lain terbuka. Tentu saja tidak pantas dan etis. Itulah yang saya namakan akhlak.

Dalam beragama, akhlak terhadap Tuhan, Rasul, Ulama, Guru, Orangtua, dan sesama menjadi hal yang utama. Bukan sekadar benar secara syariat saja, tetapi juga adab, kesopanan, dan kesantunan menjadi penyempurna amal dan akhlak seseorang.

Terakhir di tulisan saya ini, marilah kita menjadi umat yang tengah-tengah, yang tidak menganut paham ekstrem kanan atau kiri. Tidak terlalu radikal, namun juga tidak terlalu longgar dan moderat. Kita tetap punya identitas sebagai seorang muslim, yang mau menghargai perbedaan di sekitar kita. Keseimbangan dalam hal apa pun menjadi baik buat kita.

Dalam kehidupan ini, kita tidak saja mengejar kebahagiaan di akhirat, sehingga tak boleh melupakan urusan dunia. Dunia-akhirat adalah sekadar dikotomi keilmuan, namun sejatinya adalah tunggal, sebagai bentuk penghambaan mutlak kepada Sang Pencipta. Mari kita tunaikan kewajiban dan hak-hak kita, sebagai hamba Tuhan dan makhluk sosial secara adil dan seimbang. Semoga kita bisa menjadi agen kemanfaatan dan kemaslahatan umat manusia, tanpa terkecuali. Allahua'lam.

#MuslimBerakhlakMulia       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun