Tulisan di bawah ini adalah karya dari para anggota/aktivis Aorta, berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai yang diyakini dalam memberikan pendidikan dan pengasuhan untuk sang buah hati.
Keteladanan dan Doa
Mendidik anak memang perlu teori. Akan tetapi, ketika dipraktikkan, masing-masing orangtua tentu mempunyai jurus yang berbeda-beda. Kuncinya adalah keteladanan. Klise memang, tetapi kadang kita lupa menerapkan, dari sekadar mengucapkan maaf, ataupun terimakasih kepada anak. Sampai contoh keteladanan yang lebih kompleks, memang seharusnya senantiasa kita jaga, agar otak bawah sadar anak selalu bisa menghargai orang lain dan diri sendiri.
Jangan lupa selimuti doa. Ya, agama adalah ruh dalam mendidik anak. Sesukses apa pun anak kita kelak, kalau spiritual agamanya jelek, tentu tidak bermakna apa-apa. Maka keteladaan dalam beragama secara lahir maupun batin adalah sebuah keharusan.
Oleh: Darmawan Budi Suseno S.Ag, S.H (Aorta)
Anak Cinta Sejatiku
Memiliki anak itu seperti belajar tentang cinta sejati. Repotnya tidak bikin kita lekas menyerah. Kenakalannya pun tidak membuat kita berhenti mengusahakan agar dia punya kehidupan yang lebih baik. Keras kepalanya tidak mengakibatkan kita berhenti mencintainya. Meskipun, kadangkala dikecewakan oleh ulahnya, kita tetap ingin menjadi yang terbaik untuknya. Kata maaf yang tanpa batas untuk mereka. Maka, menjadi orang tua itu ikhlas.
Oleh: Pramesty Ayu (Aorta)
Kiat Sukses Orangtua Hebat
Pendidikan adalah salah satu yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Pendidikan tidak saja secara formal di sekolah namun pendidikan dasar yang diberikan oleh orang tua adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter anak. Pendidikan moral bisa memotivasi anak menjadi pribadi yang penuh percaya diri, maka utamakan perbuatan daripada teori. Tumbuhkan kekuatan dalam diri anak. Berikan kesempatan dan membiarkan anak memiliki kekuatan di dalam dirinya untuk mengambil keputusan. Contohnya dalam memilih bekal sekolah. Hal ini membuat anak merasa dihargai, sehingga kelak dewasa dia punya kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Oleh: Widi (Aorta)