Mohon tunggu...
Imam Solehudin
Imam Solehudin Mohon Tunggu... -

Nama saya Imam Solehudin saya berasal dari kota Purworejo Jawa Tengah. Lahir di Purworejo 15 November 1996. Sekarang menempuh study di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Prodi Ilmu Komunikasi. Seorang dengan hidup yang sederhana yeeee. Fans Superman Is Dead Juga cheers dan Endank Soekamti too88zzt. Tapi jangan lupa follow IG ya : imamimamso :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kondisi Jogja Saat ini, “Jogja Ora Didol”

11 November 2015   15:46 Diperbarui: 11 November 2015   16:13 2445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya banyak aksi penolakan atas maraknya pembangunan kota yang semakin hari semakin mencekam baik yang dilakukan oleh masyarakat setempat, dari kalangan pelajar dan mahasiswa sampai mereka yang bukan orang Jogja namun peduli akan kondisi alam Jogja yang semakin kritis yaitu salah satunya adalah gerakan “Jogja Ora Didol”

Apa itu “Jogja Ora Didol” ?

Jogja Ora Didol artinya Jogja tidak dijual kalau orang umum bilang Jogja Not For Sale adalah sebuah gerakan yang intinya melakukan penolakan atas maraknya pembangunan dan peningkatan fasilitas Kota Yogyakarta yang mengatasnamakan kemajuan ekonomi dan berkedok peningkatan pariwisata sementara mengabaikan kondisi lingkungan, sosial masyarakat sekitar atau penduduk lokal hingga kelestarian akan budaya Jogja itu sendiri.

Gerakan ini didasari atas suara - suara masyarakat Jogjakarta yang mulai tersudut dan dikucilkan dengan adanya proyek yang semakin liar tersebut, mereka yang takut dan khawatir akan hilangnya keistimewaan kota Jogja, mereka yang takut akan hilangnya ruang publik Kota Yogyakarta yang kian tergerus oleh kepentingan kapitalisme.

Gerakan sosial jalanan ini melibatkan banyak komunitas dari kalangan seniman di Jogja, kelompok street art, pesepeda, hingga aktivis lingkungan. Yang terlihat jelas dari gerakan ini adalah terbentangnya tulisan dan lukisan atau gambar di tembok jalanan yang intinya mendesak pemerintah untuk menekan angka pembangunan di Kota Yogyakarta.

“Jogja Ora Didol”

“Jogja Ora Didol”

“Jogja Ora Didol”

 

*semua foto hasil dokumentasi pribadi

Sumber bacaan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun