Sebenarnya banyak aksi penolakan atas maraknya pembangunan kota yang semakin hari semakin mencekam baik yang dilakukan oleh masyarakat setempat, dari kalangan pelajar dan mahasiswa sampai mereka yang bukan orang Jogja namun peduli akan kondisi alam Jogja yang semakin kritis yaitu salah satunya adalah gerakan “Jogja Ora Didol”
Apa itu “Jogja Ora Didol” ?
Jogja Ora Didol artinya Jogja tidak dijual kalau orang umum bilang Jogja Not For Sale adalah sebuah gerakan yang intinya melakukan penolakan atas maraknya pembangunan dan peningkatan fasilitas Kota Yogyakarta yang mengatasnamakan kemajuan ekonomi dan berkedok peningkatan pariwisata sementara mengabaikan kondisi lingkungan, sosial masyarakat sekitar atau penduduk lokal hingga kelestarian akan budaya Jogja itu sendiri.
Gerakan ini didasari atas suara - suara masyarakat Jogjakarta yang mulai tersudut dan dikucilkan dengan adanya proyek yang semakin liar tersebut, mereka yang takut dan khawatir akan hilangnya keistimewaan kota Jogja, mereka yang takut akan hilangnya ruang publik Kota Yogyakarta yang kian tergerus oleh kepentingan kapitalisme.
Gerakan sosial jalanan ini melibatkan banyak komunitas dari kalangan seniman di Jogja, kelompok street art, pesepeda, hingga aktivis lingkungan. Yang terlihat jelas dari gerakan ini adalah terbentangnya tulisan dan lukisan atau gambar di tembok jalanan yang intinya mendesak pemerintah untuk menekan angka pembangunan di Kota Yogyakarta.
“Jogja Ora Didol”
“Jogja Ora Didol”
“Jogja Ora Didol”
*semua foto hasil dokumentasi pribadi
Sumber bacaan :