Sebab jika mencari keuntungan yang sangat besar dari barang pokok akan menyebabkan harga kebutuhan pokok tersebut menjadi tinggi, dan banyak orang kesulitan untuk mendapatkannya dan terdzalimi dari pengambilan keuntungan besar tersebut.
Mengambil keuntungan memang tidak ditentukan berapa batasan maksinal mengambil keuntungan, namun keuntungan tersebut tidak disebabkan karena usaha penimbunan (ihtikar), sehingga menyebabkan barang itu langka dan harganya menjadi mahal dan dapat mendzalimi banyak orang.
Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi kapitalis. Ekonomi Islam sangat melarang kebutuhan hajat hidup orang banyak dimiliki oleh segelintir orang sehingga orang tersebut dapat dengan bebas memainkan harga.
Berbeda dengan ekonomi kapitalis, di mana mengambil membolehkan untuk individu memiliki seperti pertambangan, gas yang mana barang tersebut merupakan kebutuhan hidup orang banyak.
Selain itu, ekonomi kapitalis juga mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari barang-barang kebutuhan pokok masyarakat, karena jika suatu barang sangat dibutuhkan, berapapun harganya pasti akan diusahakan untuk mendapatkannya.
Sistem ekonomi kapitalis tidak memikirkan kemaslahatan hidup orang banyak, yang ada hanya untuk memikirkan diri sendiri agar dapat terus memperkaya diri dengan memeras dan menginjak rakyat kecil dengan menetapkan keuntungan yang sangat besar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H