Mohon tunggu...
Imam Rachmawan
Imam Rachmawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist

Let's do it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keutamaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Momen Paling Istimewa dalam Islam

13 September 2024   11:02 Diperbarui: 13 September 2024   11:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi umat Muslim meraih keutamaan Maulid Nabi. (Foto: Pixabay)

Orang yang merayakan Maulid Nabi kelak akan dianugerahkan surga dari Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sirri Al-Saqati bahwa orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan niat ikhlas dan kecintaan semata pada Nabi Muhammad, maka ia telah menuju ke taman surga.

Artinya; Sirri Al-Saqati berkata, "Orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia telah menuju ke taman surga. Karena ia tidak menuju ke tempat itu kecuali karena cinta kepada Nabi. Dan Nabi SAW bersabda, 'Barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga'."

3. Meningkatkan Rasa Cinta Kepada Rasulullah SAW

Perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan pembacaan sejarah kehidupan Nabi. Mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan serta mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi. Tentu hal ini akan menambah rasa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW serta memantapkan keimanan kita.

Sahabat Umar Bin Khatthab berkata, "Barang siapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi Muhammad SAW, berarti telah menghidupkan Islam."

4. Amalan Bid'ah Hasanah (Hal Baik)

Perayaan Maulid Nabi adalah bid'ah hasanah (baik) yang telah diajarkan turun-temurun oleh umat Islam. Perayaan Maulid Nabi umumnya diiringi dengan ceramah agama dan nasihat yang bermanfaat serta suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin.

Para ulama mengambil dalil bid'ah hasanah dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas'ud. Artinya; "Abdullah bin Mas'ud mengatakan: Perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk di sisi Allah." (HR Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun