Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dulu Atlet Dunia, Sekarang Tukang Las

8 Januari 2016   18:23 Diperbarui: 23 Desember 2016   13:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Denny Thios bersama alat-alat di kediamannya. (Foto : Tawakal - Harian FAJAR)"]

[/caption]Sayang, kehidupannya hanya berjalan setahun di Jawa Timur. Setelah mempersembahkan medali emas di PON dan Kejuaraan Angkat Berat di Swedia, ia memutuskan pensiun dan kembali ke kampung halamannya. Suami dari Diana ini mengaku lelah menjalani profesinya sebagai atlet.

"Saya pernah dipanggil kembali untuk membina atlet sambil bantu-bantu, tapi saya menolak. Soalnya, atlet yang mau dibina juga tidak ada, bisa dihitung jari," bebernya. Olahraha angkat berat dianggap tak dilirik sama sekali oleh KONI maupun pemerintah provinsi.

Ia pesimis dengan kiprah angkat besi dan berat Sulsel. Tak ada pembinaan dari daerah. Sementara menurutnya, atlet terbaik angkat berat biasanya dipupuk dari daerah yang mayoritas pekerjaannya hidup dari bertani. "Coba saja pengurus lebih serius, cari atlet dari daerah," usulnya.

Di penghujung kiprahnya sebagai atlet itulah, ia mulai menekuni usaha bengkel las peninggalan ayahnya. Meski penghasilan tak tentu, asalkan bisa makan dan hidup, itu sudah cukup baginya. Hidupnya tak lagi dicekoki dengan bidang olahraga yang justru tak dihargai pemerintah.

Di Sulsel pun, atlet angkat berat yang lolos PON XIX pun tak begitu dilirik dan sekadar dianggap non-prioritas.

Denny kini hanya menyimpan tiga medali emas sisa kejuaraan dunia dan foto-foto kenangan masa kejayaannya. Beberapa sertifikat yang sudah diplastikkannya juga jadi kenangan manis. Masih ada raut bangga dan antusias saat ia menunjukkannya pada kami. Bahkan, salah satu artikel koran yang memuat permasalahannya di tubuh PABBSI Sulsel tak dipedulikannya.

"Dulu, saya pernah begini.... Ini waktu saya di Swedia,......" sisa-sisa bukti yang membawa kami untuk mengulas kenangannya.

Seiring tenggelamnya nama sang pencetak rekor dunia ini, ia perlahan mengubur impiannya untuk kembali mengharumkan nama Indonesia. (*)

***

PRESTASI:

#Tahun 1989: Medali Perak di PON XII

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun