Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Berapa Bukukah Kita Baca?

9 Desember 2014   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alamak, ini sudah penghujung tahun 2014. Menurut Goodreads, target bacaan saya baru mencapai 70 persen, atau 35  dari 50 buku yang hendak saya selesaikan. Masih ada sekitar 15 buku lagi. Lihat, betapa sulitnya sekadar meluangkan waktu untuk membaca buku.

Saya lebih senang membaca buku (cerita) ketimbang membaca diktat kuliah. Maaf. Hal itu sudah berlangsung sejak lama. Namun baru mencapai puncaknya di tahun awal perkuliahan dulu. Apalagi dengan bergabungnya saya di lembaga jurnalistik kampus. Mau tidak mau, sebagaimana tanggung jawab yang diemban, saya harus lebih banyak belajar dari buku. Membaca. Membaca. Dan membaca.

Tugas yang diemban dulu memaksa saya harus lebih banyak belajar. Lebih banyak membaca. Lebih banyak mengamati. Lebih banyak membuka buku-buku jurnalistik. Selain mengasah kepekaan-isu-sosial, tentunya. Di samping saya selalu suka tantangan!

Karena kegandrungan membaca itulah, dan kejemuan menyimak keluhan-keluhan, cacian, curhatan, perasaan-ingin-diperhatikan di ranah facebook hingga twitter, saya mencari tempat jalan-jalan lain. Tempat yang tidak hanya sekadar menjadi “sampah” di dunia maya.

Saya lupa sejak kapan bergabung dengan jejaring sosial Goodreads. Mungkin, setahun yang lalu. Bahkan beberapa hari lalu, saya melihat ada perhelatan akbar di Jakarta oleh Goodreads Indonesia, yakni Festival Pembaca Indonesia, Akh, betapa mupeng-nya saya ingin ikut hadir dalam kegiatan seru itu. Arghh!

[caption id="attachment_358532" align="aligncenter" width="576" caption="Sumber: goodreads.com"][/caption]

Berselancar di jejaring itu benar-benar membawa saya pada bayangan:

tumpukan buku yang berserakan dimana-mana. Rak-rak dengan jejeran buku dari penulis tanah air maupun penulis mancanegara. Orang-orang yang selonjoran membaca buku. Ada pula yang tidur-tiduran. Tulisan-tulisan pada buku banyak ditandai sebagai quote penting. Kotak-kotak trivia yang membahas buku tertentu. Para penulis yang berinteraksi dengan pembacanya. Diskusi-dikusi pembaca mengenai buku yang pantas direkomendasikan.

Semuanya, all about books, beserta ke-keren-an di dalamnya. Meskipun buku-buku di dalamnya tak bisa bebas dibaca, karena hanya sebatas resensi atau review. Namun pada dasarnya, disinilah tempat para pembaca berdiskusi dan berbagi tentang buku-buku yang telah (dan akan) dibaca. Keren!

Lama-lama, saya jadi tersentil melihat orang-orang yang bergabung di jejaring “berbagi-bacaan” ini. Berbagai macam latar-belakang, tua-muda, namun nyatanya mampu menyelesaikan banyak bacaan. Koleksi bukunya juga banyak. Saya tersinggung. Sebagai generasi muda yang masih harus banyak belajar, saya begitu mudahnya membenarkan segala alasan untuk meninggalkan pekerjaan membaca buku.

Dari sanalah target membaca saya bermula. Saya nyinyir pada diri sendiri,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun