"Tidak ada orang lain, pak," kata mereka hampir berbarengan.
"Lho, itu yang duduk-duduk disana itu siapa," tanya Joy lagi sambil melemparkan pandangan kearah gazebo di pojokan itu, namun tiba-tiba pandangannya hanya melihat kekosongan. Tak tampak keenam sosok yang duduk melingkar berdiam tanpa gerak di sana. Tak ada lagi suara percakapan yang terdengar seperti gumaman terbawa angin.
Kami bertiga pun saling melihat, dan tanpa banyak berkata apa-apa lagi, Joy pun segera beranjak masuk menuju pintu kaca hotel. Di dalam, salah satu waiters itu kembali bertanya pada Joy, seolah-olah ingin meyakinkan dirinya, jika hanya ada Joy dan sepasang kekasih yang mereka layani sejak sore hingga malam. Dan, selama hampir tiga jam terakhir, hanya Joy yang berdiam diri sendiri yang mereka tunggu di tengah suasana dingin dan cahaya temaram.
Wah, Joy pun tak berkata lagi. Segera ada sesuatu yang menyergap dalam dadanya. Ada desir yang tiba-tiba muncul, entah rasa takut, oh rasanya bukan, karena Joy tak merasakan ketakutan akan sesuatu. Joy memang tak percaya soal hantu, memedi atau apapun namanya. Meski apa yang dialami terasa sangat nyata.
Segera saja membayang kilasan ingatan tentang enam orang sosok, yang duduk melingkar di gazebo kayu, yang ada di salah satu pojokan pinggir kolam renang lantai enam hotel yang baru di re-soft launching di Malang itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H