Safari Ramadan STAI Denpasar putaran kedua ini dilaksanakan di tanah Semarapura (29/4). Tim Safari Ramadan sembari  melihat dari dekat Semarapura. Terasa hikmad menapaki jejak-jejak  babat Klungkung abad XIV silam, telatah warisan kerajaan Gelgel. Pada masanya, Gelgel merupakan pusat kerajaan di Bali. Bukti-bukti peninggalan pada masanya masih banyak dapat disaksikan hingga kini.
Alkisahkemasyhuran, kemakmuran masyarakat Klungkung yang damai bermula pada masa pemerintahan Dalem Watu Renggong. Penerus dan pendiri Kabupaten Klungkung adalah putera dari keturunan Gelgel bernama  Ida I Dewa Agung Jambe pada 1686. Bukti perjuangan rakyat Klungkung terpahat jelas pada puputan Klungkung. Humanitas toleran antarumat beragama, Hindu-Islam banyak terpapar pada berbagai situs, baik dalam bentuk situs budaya maupun monumen purbakala.
Rombongan terasa meretas napak tilas titis Budaya toleran. Hidup damai berdampingan meski beda keyakinan. Budaya ngaminang atau magibung, buka bersamamakan bersama saat waktu berbuka hingga kini menjadi rasa olah jiwa hidup bersama. Potensi budaya adiluhung mejadi penting dan selalu dijaga bersama dalam format landcape Pura  dan masjid Al-Hikmah yang tidak jauh dari kawasan pusat kota.
Kini, puasalah menjadi momentum spiritual: menjadi katalis amali garis dan warna religi. Sekaligus olah frekuensi  hingga ambang alpha-theta jasmani rohani dalam bingkai era terkini. Karena itulah Tim Safari Ramadan STAI Denpasar Bali bekerjasama dengan jamaah masjid Al-Hikmah Klungkung mengadakan kegiatan berbagi untuk kegembiraan bersama untuk para yatin dan duafa setempat.Â
Pemberian santunan ini diperuntukkan kepada 43 anak-anak dan dewasa yang berhak menerima, dikoordinasikan oleh bu Dr. Novena Ade Frediarini, Kurniawati, Â Hj. Latifah, Dr. Widyanti HN dan mbak Fajri Zulia bekerjasama dengan ibu-ibu muslimah dan fatayat NU Kabupaten Klungkung. Ucapan terima kasih juga atas dukungan: MUI Bali, Baznas Provinsi Bali, BI Bali, BSI (BSM Syariah Denpasar), BSI (BNI Syariah Denpasar), BPRS Fajar Syariah Bali, LAZIS Muhammadiyah Bali, ANSOR Bali, PERGUNU Bali, Ponpes Salafiyah Tarbiyatul Islam Tabanan, Ponpes At-Taqwim Karangasem, Masjid Al-Hikmah Kampung Lebah Klungkung, Masjid Nurul Iman Kutuh Kintamani Bangli, Masjid Ar-Rahmah Rajatama Seririt Buleleng, mushola Jabal Nur, Nusa Dua, Bali.
Begitulah, tidak berlebihan kemudian, Jumari berseloroh,  "safari Ramadan ini istimewa". Dengan kebersamaan dapat melakukan silaturahmi, dan Santunan yatim dan duafa. Juga, ikhtiar membangun sinergi kontribusi kolektif. Terkemas dalam nilai ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah wathaniyah. Selain itu sebagai kiat dalam menajamkan pemahaman  ke-Islaman, mewujudkan kepedulian terhadap sesama.  Dengan harapan dapat memotivasi diri terlibat dalam kegiatan sosial  sembari menjalin sinergitas  dalam berbagai dalam wujud kebersamaan.
Ia juga memaparkan bahwa selain kegiatan seperti santunan kali ini, masjid Al-Hikmah dengan berbagai kegiatan: buka bersama, khataman Alquran di selenggarakan sampai akhir Ramadan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pembinaan remaja. "Kegiatan buka bersama dengan para pejabat setempat Insha Allah diselenggarakan akhir April ini," pungkasnya.
Alquran terjemahan bahasa Bali ini dimaksudkan Jumariagar umat muslim di Bali kian ramah dan mempunyai perhatian khusus dengan bahasa Bali. Karena bahasa menunjukkan jatidiri masyarakatnya. Selain dapat dijadikan media komunikasi, juga sebagai perekat kultural antarwarga masyarakat setempat. Ia kemudian menukil kata-kata bijak, "di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung," tegasnya.
Mengapa demikian? Perairan Indonesia yang dikelilingi 15,5 ribu pulau sepanjang 10o lintang utara dan katulistiwa, mulai dari India dan Samudra Pasifik memuat fauna luar biasa. Varietas tak berujung dari habitat yang berbeda memberikan ruang lingkup yang lebih luas dengan speciesnya. Ketika kondisi lingkungan berubah, spesies beradaptasi untuk menghadapi perubahan dengan baik. Kondisi yang berbeda di wilayah yang berbeda mengubah spesies ikan-ikan yang sama secara berbeda di wilayah tersebut seiring waktu. Itulah keistimewaan laut kitayang sesungguhnya bila terawat baik kian tumbuhnya kekayaan laut kita.
Demikianlah maksud wakaf buku Indonesian Reef Fishes itu. Kelak jikalau semakin banyak anak-anak kita, generasi-generasi kita yang terus menerus kompeten, mampu mengelola laut dengan baik, tidak ayal julukan negeri maritim ini menjadi ujung sumber kehidupan yang tak pernah habis meski dikerat waktu. Barakallah, amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H