Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasar Kandek

5 September 2016   21:24 Diperbarui: 5 September 2016   21:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pinggiran kota dimana aku berada
Sebuah nama begitu berarti adanya
Ritme sepanjang hari tak pernah henti
Bongkar muat selalu tak kenal sepi
Pasar Kandek, nama itu ramah di telinga
Putaran rupe kencang tak terkira 

Dari segenap penjuru barat dan timur
Truktruk muatan berbagai kebutuhan dapur mengaduk salur
Distribusi ke semua kota di Bali
Hingga ke seluruh ceruk desa pulau dewadewi

Pasar Kandek seperti jantung tanpa jasad
Seperti uterus tanpa garba ibu bayi
Gebyar binar bertabur berkat
Pudar warna colok songong penghuni

Sekilas adanya biasabiasa saja
Tak mencolok kostum membalutnya
Dibanding panggungnya yang luar biasa
Ada tiadanya sangat terasa bagi semua pengguna

Pasar Kandek, 05.09.2016. Puisi: Imam Muhayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun