Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teriak Ombak

12 Agustus 2016   15:47 Diperbarui: 12 Agustus 2016   15:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semasa kecil belahan jiwa datang

Ceria mengembang

Di dayungdayung sampan

Tembang kenangan merobek kebisuan

Di kejauhan napo anak-anak berbalur lumpur

Sebentar ambur pecah dalam kegirangan

Laju sesak sembilu membaca ombak

Debur laut segalak badak

Habitat lacak lacur mangkrak

Sajak alam menyalak segalak pemberontak

Pantai tak lagi seperti saat bidadari meluluri pipi

Selai kerapu juga kian langka tersaji

Di sini, semasa tiga windu presiden bertahta

gondalagondala berkibar bendera

fatmawati dekat di pelupuk mata

Alur pegangsaan Timur 56, Jakarta baur nila rayuan kelapa

Juga, Soekarno Hatta menjilma akronim psikometrika

Taulah kini seperti apa

“Kembalikan pantaiku

Agar aku dapat merapat lagi

Membawa anak cucu

Menziarahi tepian mosaic Kutai

Di sana semayam punggawa air monarkhi luput dari kurasi”

Teriak ombak pada batubatu yang menindih pantai

Rumah Gedang, 12.08, Imam Muhayat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun