Semasa kecil belahan jiwa datang
Ceria mengembang
Di dayungdayung sampan
Tembang kenangan merobek kebisuan
Di kejauhan napo anak-anak berbalur lumpur
Sebentar ambur pecah dalam kegirangan
Laju sesak sembilu membaca ombak
Debur laut segalak badak
Habitat lacak lacur mangkrak
Sajak alam menyalak segalak pemberontak
Pantai tak lagi seperti saat bidadari meluluri pipi
Selai kerapu juga kian langka tersaji
Di sini, semasa tiga windu presiden bertahta
gondalagondala berkibar bendera
fatmawati dekat di pelupuk mata
Alur pegangsaan Timur 56, Jakarta baur nila rayuan kelapa
Juga, Soekarno Hatta menjilma akronim psikometrika
Taulah kini seperti apa
“Kembalikan pantaiku
Agar aku dapat merapat lagi
Membawa anak cucu
Menziarahi tepian mosaic Kutai
Di sana semayam punggawa air monarkhi luput dari kurasi”
Teriak ombak pada batubatu yang menindih pantai
Rumah Gedang, 12.08, Imam Muhayat