Mohon tunggu...
IMAM MUDIN
IMAM MUDIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC)

Ciptakan Karya Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak dalam Waktu

15 Desember 2024   12:13 Diperbarui: 15 Desember 2024   12:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels(Nathan Cowley)

Di langit yang tenang, fajar baru saja menyingsing di ufuk timur. Zaki adalah seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah. Ia adalah sosok sederhana yang gemar membantu siapa saja, tetapi hatinya kerap digelisahkan oleh satu pertanyaan, "Apakah hidupku berarti di mata-Nya?"

Setelah salat Subuh di masjid pada suatu pagi, Zaki bertemu dengan kakek tua bernama Hadi di serambi. Wajahnya penuh keriput, tetapi matanya bersinar seperti bintang di langit malam.

"Kau terlihat gelisah, Zaki. Ada apa?" tanya Kakek Hadi sambil tersenyum bijak.

"Aku merasa hidupku hampa, Kek. Aku ingin tahu bagaimana caranya membuat hidup ini berarti di hadapan Allah," kata Zaki sambil menunduk.

Kakek Hadi terdiam sejenak, lalu berkata, "Mari ikut denganku. Aku akan menunjukkan jawabannya."

Mereka berjalan ke tepi pantai, tempat ombak dengan lembut mencium pasir. Kakek Hadi mengambil tongkatnya dan menggambar garis panjang di pasir.

"Zaki, lihat garis ini. Ia melambangkan hidupmu. Apa yang kamu lihat?"

"Garis itu lurus, Kek. Tapi ketika ombak datang, ia terhapus."


"Benar," kata Kakek Hadi. "Jika Anda hanya berfokus pada dunia, semua yang Anda lakukan akan hilang, seperti garis ini yang terhapus oleh waktu. Namun..."

Kakek Hadi menancapkan tongkatnya ke dalam pasir, membuat lubang kecil. Ia menuangkan air dari botolnya, hingga air itu meresap ke dalam tanah.

"Jika Anda menanam amalmu seperti air ini---dengan keikhlasan, kasih sayang, dan hanya untuk Allah---maka ia tidak akan pernah hilang. Ia akan tersimpan di tempat yang tidak bisa dijangkau ombak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun