Mohon tunggu...
Imam Komarudin
Imam Komarudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Junior Architect

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa UNTAG Surabaya Tunjukkan Aksi Nyata: Desain Revitalisasi BUMDes Balonggabus dengan Sentuhan yang Inovatif dan Ekologis

23 Juni 2024   21:22 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sub Kelompok 5 - KKN NR5 Desa Balonggabus - UNTAG Surabaya

Sebanyak 38 mahasiswa program Sarjana dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memulai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Balonggabus, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo pada hari Sabtu, 11 Mei 2024.

Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari program wajib yang diatur oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa sarjana di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Program KKN ini dijadwalkan berlangsung dari 11 Mei 2024 hingga 16 Juni 2024.

Tujuan utama pelaksanaan KKN ini adalah memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mereka pelajari selama masa perkuliahan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam kerjasama tim dan pengembangan keterampilan non-teknis, seperti ketekunan, etos kerja, dan tanggung jawab.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menyediakan beberapa jenis program KKN bagi mahasiswanya, termasuk KKN Reguler dan KKN Non-Reguler. Program KKN Non-Reguler ini dirancang khusus untuk mahasiswa yang mengikuti kelas sore di universitas tersebut.

Meskipun terdapat dua program KKN yang berbeda, universitas tetap mendorong para mahasiswanya untuk berpikir kritis dan menyusun program yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Dari 38 mahasiswa yang terlibat dalam KKN di Desa Balonggabus, mereka tergabung dalam Kelompok Non-Reguler 5. Untuk memaksimalkan distribusi ide dan kinerja, kelompok ini dibagi lagi menjadi sub-kelompok yang lebih kecil.

Imam Komarudin, Sella Harvianna, dan Alifka Rizky Mahardika adalah bagian dari sub Kelompok Non-Reguler 5 yang berfokus pada revitalisasi kawasan BUMDes dengan desain yang inovatif dan ekologis.

Imam Komarudin, ketua sub kelompok ini yang juga bertindak sebagai ketua Kelompok Non-Reguler 5, menjelaskan bahwa program kerja mereka bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong di kawasan BUMDes dan merencanakan penghijauan di area tersebut.

"Kami berharap program kerja ini dapat memberikan wawasan kepada pengelola BUMDes tentang cara memanfaatkan lahan kosong untuk menjadi area strategis yang bisa meningkatkan daya tarik dan fungsi kawasan BUMDes," ujar Imam.

Langkah-langkah yang telah diambil dalam upaya pemanfaatan lahan kosong tersebut termasuk survei lapangan untuk memahami kebutuhan dan menganalisis masalah konkret yang dihadapi oleh BUMDes.

Beberapa lahan kosong yang tidak terpakai telah menjadi fokus utama dari program kerja mahasiswa KKN ini untuk diubah menjadi ruang yang lebih bermanfaat dan berkelanjutan. Selain itu, mereka juga menemukan adanya masalah dengan saluran limbah di bangunan tengah kawasan tersebut.

"Selain pemanfaatan lahan kosong, kelompok kami juga fokus pada masalah saluran limbah di bangunan tengah yang belum ada," tambah Imam.

Imam menekankan bahwa ketiadaan saluran limbah tersebut menjadi salah satu alasan mengapa pedagang kurang tertarik untuk mengembangkan bisnis di kawasan BUMDes, yang akhirnya berdampak pada rendahnya variasi kuliner dan kunjungan ke area tersebut.

Melalui program kerja yang telah dijalankan, mahasiswa berharap bisa memberikan solusi optimal dalam penataan tata ruang di kawasan tersebut.

Bapak Agus, Direktur BUMDes, menyatakan rasa terima kasihnya atas program yang telah dilaksanakan oleh para mahasiswa KKN.

"Sebagai perwakilan BUMDes, saya sangat berterima kasih atas usaha yang telah dilakukan oleh para mahasiswa KKN. Harapan saya, apa yang telah dikerjakan dapat dilanjutkan sehingga kawasan BUMDes dapat menjadi pilihan destinasi masyarakat sekitar untuk kuliner dan berdampak positif pada peningkatan pendapatan Desa Balonggabus," ungkap Agus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun