Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Bagian dari Skenario Presiden Joko Widodo

3 Oktober 2017   17:46 Diperbarui: 3 Oktober 2017   17:50 7036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah ini akan berlanjut di 2019 yang ujung tombaknya adalah Gatot Nurmantyo terutama untuk menggaet masa Islam yang terbesar berasal dari kelompok radikal, yang sebagian berasal dari ahlussunnahwaljama'ah tetapi sedikit kekanan, seperti yang ditunjukan oleh aksi 212.

Dengan demikian Jokowi menggandeng Gatot sudah sangat tepat. Selain telah lolos uji kesetiaannya, Gatot Nurmatyo menurut Jokowi adalah ujung tombak yang menentukan untuk meraih suara muslim terbanyak yang berhaluan keras.

Kedua;

Apa hubungannya Presiden Jokowi dalam menghadapi isu komunis yang menerpa dirinya  dengan me-skenariokan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan nobar Film Gestapu, bahkan Jokowi rame-rame bersama masyarakat Makorem Suryakencana Bogor.

Apakah selama 4,5 jam lesehan hanya dimanfaatkan sekedar untuk menonton Film G30 S PKI ?.  Mudah saja dibaca , Jokowi sekali lagi ingin mendulang dukungan dari kelompok Islam yang membenci PKI, lebih lengkapnya kaum muslimin yang membenci non muslim, cina, dan komunis yang jumlahnya menurut Wahid Foudation hampir mencapai 60 persen.

Melalui nama Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah pasti mereka akan mendukung apa maunya Pak Gatot. Pak Gatot bersama Jokowi ya pasti didukung. 

Jadi scenario ini bukan sekedar mendiamkan mereka dari ocehannya dan tuduhan PKI kepada Jokowi, akan tetapi lebih penting adalah suara mereka bisa diambil yaitu dalam 2019 melalui peran Jenderal Gatot yang akan dijadikan pendampingnya.

ketiga.

Apa hubungannya Presiden Jokowi dalam Puisi yang dibaca Jenderal Gatot Nurmantyo dengan judul "Tapi Bukan Kami Yang Punya" dengan me-skenariokan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Pemilu Presiden 2019. Sedangkan akibat puisi itu Jokowi didesak bersikap tegas kepada Jenderal Gatot Nurmantyo.

Bisa jadi nama Jenderal Gatot mampu menarik masa kelompok muslim yang pro Gatot yang jumlahnya mencapai 60 %, akan tetapi Jenderal Gatot untuk mendampingi Jokowi di 2019 tanpa dukungan KIH dipastikan Presiden Jokowi tidak akan mendapat restu dari Megawati.   Oleh sebab itu Jokowi harus mencari cara agar KIH bisa menerima Gatot Nurmantyo.

Langkah terbaik Jokowi memasukan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kedalam rumah Megawati atau rumah KIH yaitu melalui kampanye yang unik dengan memperkenalkan penafsiran Trisakti nya Bungkarno melalui puisi singkat "Tapi Bukan Kami yang Punya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun