Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Bagian dari Skenario Presiden Joko Widodo

3 Oktober 2017   17:46 Diperbarui: 3 Oktober 2017   17:50 7036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya yang kedua,

Bagaimana Presiden Jokowi menghadapi isu komunis dan cina yang merebak di tengah masyarakat, yang sengaja dimuntahkan oleh kubu sebelah yang menjadi lawan politiknya sejak Pemilu Presiden 2014. Sasarannya adalah dirinya sebagai Presiden yang dituduh berpihak kepada PKI, bahkan ada yang menuduhnya seluruh keluarganyapun PKI.

Mereka rame-rame memutar Film G30S PKI, dengan harapan Presiden Jokowidodo melarangnya, Menteri dalam Negeri melarangnya, Panglima TNI melarangnya, Polri melarangnya, dan seluruh Pemda melarangnya.

Tak disangka Justru Jokowi dan seluruh menteri-menterinya, TNI, Polri, sengaja membuka keran kepada masyarakat agar nobar film Gestapu oplosan tak bermutu itu.

Film garapan sutradara kondang Arifin C Noor sesungguhnya sudah dilarang sejak reformasi. Sebab bukan lagi mencerminkan film sejarah, tetapi lebih tepat disebut film pesanan rezim otoriter Suharto yang isinya mengelabui generasi muda Indonesia.

Bukan Jokowi namanya jika persoalan kecil murahan seperti itu tidak bisa ditangkis dengan jurus jitu untuk membuat para hater terjungkal, nyungseb di comberan kehinaan.

Jokowi dengan piawai tidak dengan membalas balik penghinaan, apalagi ikut-ikutan menyerang balik, tidak akan pernah beliau lakukan. Lagi-lagi Presiden Jokowi membuat para hater dan lawan-lawan politik terperangah. Apa lagi yang mau dibuat menfitnah Jokowi.

Dituduh membela PKI tidak mempan. Dicaci dan dimaki, bukannya membalas dengan makian atau hinaan Presiden Jokowi malah nonton bareng Film G 30 S PKI bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.  Jokowi sambil lesehan selama 4,5 jam ditemani warga Makorem Suryakencana Bogor.

Mari kita lanjutkan, Bagaimana Presiden Joko Widodo menjawab serangkaian isu yang ujungnya akan dijadikan alat untuk menyerang kepada dirinya.

Sekarang yang ketiga.

Terkait Puisi yang dibaca Jenderal Gatot Nurmantyo dengan judul "Tapi Bukan Kami Yang Punya" yang menimbulkan heboh para pengamat dan politisi Senayan. Mereka  menilai puisi Panglima Gatot tidak etis, bagaimana mungkin  Panglima Gatot mengritik Presidennnya, dan sangat tidak pantas Panglima TNI berpolitik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun