Jadi untuk mengetahui seberapa jauh kualitas para politisi DPR khususnya pimpinannya, cukup menanyakan langsung kepada saudara-saudara kita yang hidup “kandang langit kemul mega”. Hari ini dapat rizki mereka bersyukur, hari esoknya tidak ketemu apa yang akan dimakan maka mereka berpuasa. Mereka tidak meminta, tidak mengemis. Mereka juga tidak mendendam kepada Wakil rakyat seperti Pak Setya Novanto, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan lainnya. Malah mereka mendoakan agar semua wakil rakyat sadar, kembali ke jalan yang benar. Mereka juga menasehati khusus untuk Setya Novanto agar tidak serakah, berikan nafkah untuk keluarganya dengan harta yang halal, jangan jadi calo, broker dan sejenisnya.
Selanjutnya yang paling penting tidak menjual nama Presiden Jokowi hanya untuk mendapatkan saham Freeport. Ingat berbohong itu termasuk dosa besar. Jangan merasa sudah jago karena telah mencapai gelar doktor. Karena hanya dengan gelar doktor saja tanpa dikuatkan dengan nurani yang hidup belum dapat dijadikan hujah kalau mereka terdiri orang-orang pintar. Karena kepintarannya baru ada dikepalanya sedangkan yang ada didanya masih seperti kelas TK. Bukankah mereka lebih banyak yang berperilaku seperti anak TK. Sebentar-bentar berantem, teriak dan marah-marah yang tidak ketahuan ujung pangkalnya.
Mereka lebih mementingkan tampilan, mengedepankan arogansi kekuasaannya, “sopo siro sopo ingsun”. Gedung kantornya harus megah, rumah harus direnovasi sesuai selera highclass, kasus dan bantalnya harus baru, mobil, gampangnya karena wakil rakyat sebagai jabatan terhormat maka semua fasilitas harus yang terhormat. Atas perilakunya yang membuat malu bangsa Indonesia, alangkah baiknya jika Setya Novanto meminta maaf kepada Presiden Jokowi, walaupun sebenarnya Pak Jokowi sudah dari jauh hari memaafkan sikap para pimpinan Dewan yang sering berlaku kurang ajar. Ingat lupakan dan jangan ulangi ketemu DT, lupakan Freeport dan tidak mengulangi selingkuh dan membangun jaringan mafia migas dan pertambangan. Habis meminta maaf kepada Jokowi, temulilah si “Kandang Langit Kemul Mega” dan mintalah maaf juga. Hitung-hitung memaknai hakekat wakil rakyat, secara baik dan benar.
Sebab wakil rakyat harusnya ketemu dengan rakyat khususnya mereka yang sangat membutuhkan. Bagai mana caranya ketemu mereka, sangat mudah, mereka ada dimana-mana, asal ada niat baik kepada mereka dan membantu kesulitan hidup mereka, temui saja hampir ada disemua pelosok negeri ini. Jika para politisi mau blusukan seperti apa yang sering dilakukan Presiden Jokowi, niscaya penyakit hati yang sedang menggerogoti mereka akan musnah dengan sendirinya. Bertaubat atas keserakahan yang selama ini tanpa disadari mereka lakukan hanya untuk memenuhi selera nafsu dan sahwatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H