Entah karena banyaknya jamaah pengajian yang protes atau ada yang melaporkan ke MUI akhirnya SAJ atas kemauannya sendiri mendatangi MUI untuk meminta maaf kepada masyarakat dengan tawadhu’ serta meminta bimbingan kepada para ulama dan Kiai. Disamping itu SAJ juga memohon arahan dalam cara-cara berda’wah di Indonesia.
Menjadi pelajaran berharga untuk Ali Jaber agar kedepan dalam memberikan ceramah-ceramah keagamaan tidak membuka soal-soal khilafiyah karena dapat menyebabkan terjadinya keresahan perpecahan serta menimbulkan suasana yang kurang harmonis dikalangan jamah khususnya kaum Nahdliyin.
Permohonan maaf Syaikh Ali yang disampaikan kepada MUI harus jelas untuk MUI atau untuk masyarakat Indonesia. Alangkah lebih baiknya diucapkan bukan didepan ulama MUI akan tetapi lebih jantan bila SAJ mengucapkannya di TV Nasional dan ditujukan untuk kaum muslimin seluruh Indonesia, dan tertulis juga di sejumlah media Islam di Tanah Air.
Terakhir buat SAJ, perlu diketahui bahwa para penda’wah di Indonesia dari jaman dulu para Wali yang terkenal dengan sebutan Wali Sembilan, sebelum beliau berdawah, beliau sudah kaya duluan, sehingga secuilpun tidak mau meminta upah, apalagi dengan cara-cara iming-iming jual doa masuk surga, jual doa keselamatan, atau sumbangan suka rela untuk membangun segala macam yayasan atau pesantren. Salam!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H