Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Kapolri Kepada DPR, Pencopotan Komjen Budi Waseso, Dan Harapan Kepada Komjen Anang Iskandar.

7 September 2015   22:21 Diperbarui: 7 September 2015   22:21 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-5. Bareskrim menetapkan Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana sebagai tersangka (24 Maret 2015) pengadaan paspor elektronik (system payment gateway). Status Kejaksaan masih memeriksa kelengkapan berkas yang dilimpahkan Bareskrim pada 6 Agustus 2015. Tidak Tuntas.

-6. Penyidik KPK Novel Baswedan. Penetapan tersangka, 1 Oktober 2012 oleh Polres Bengkulu. Bareskrim menangkap Novel pada 1 Mei 2015.Tuduhan: Menganiaya pencuri sarang walet hingga tewas saat menjabat kepala satuan reserse Kriminal Polres Bengkulu pada 2004. Status : Kejaksaan mengembalikan berkas perkara Novel ke Polisi karena belum lengkap. Tidak Tuntas.

-7. Menetapkan pimpinan Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan Taufiqurrahman Syahuri sebagai tersanka (15 Juli 2015). Keduanya dilaporkan Hakim Sarpin Rizaldi karena dugaan pencemaran nama baik. Status masih penyidikan. Tidak Tuntas.

-8. Bareskrim mengusut kasus dugaan korupsi dan pencucian uang yang melibatkan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama Deputi Finansial Djoko Harsono, Pendiri TPPI Honggo Wendratmo dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minya dan Gas Bumi. Penetapan tersangka 6 dan 8 Mei 2015. Tuduhan: Dugaan korupsi penjualan kondensat yang melibatkan SKK Migas dan PT TPPI. Status Pada 2 Juli 2015 dilimpahkan ke Kejaksaan. Namun dikembalikan lagi ke Bareskrim karena belum ada taksiran kerugian negara dari BPK. kasus ini merugikan negara sekitar USD156 juta (sekitar Rp2 triliun). Tidak Tuntas.

-9. Kasus dugaan korupsi pengadaan alat cadangan listrik Uniterruptible Power Supply (UPS) dan pengadaan Printer Scanner di lingkungan sekolah Pemerintah Provinsi DKI . Polisi juga sudah menetapkan Alex Usman (Mantan Kasi Sarana dan Prasarana Sudin Pendidikan Menengah Jakarta Barat) sebagai tersangka. Pada 12 Agustus 2015, Berkas Alex sudah diberikan ke Kejaksaan namun dikembalikan karena berkas belum lengkap. Polisi juga sudah memeriksa saksi-saksi termasuk Wakil Ketua DPRD DKI, H. Lulung Lunggana. Tidak Tuntas.

-10. Kasus dugaan korupsi pengadaan crane di Pelindo II senilai Rp45 miliar yang dilakukan 28 Agustus 2015. Kasus ini menimbulkan kontroversi dan kegaduhan sehingga Komjen Budiwaseso di copot. Tidak Tuntas karena masih baru.

-11. Kasus dugaan korupsi dana penanaman pohon yang dilakukan Pertamina Foundation 1 September 2015. Diduga ada uang Rp126 miliar yang diselewengkan. Tidak Tuntas karena masih baru

Tidak tuntasnya semua kasus yang ditangani Komjen Budi Waseso besar kemungkinan adanya campur tangan luar biasa kuat yang datang dari luar Kabareskrim yang sanggup mengendalikan Komjen Budi Waseso agar bekerja sesuai irama yang dikehendakinya, sehingga membuat KaBareskrim Budi Waseso menurut apa kehendak tuannya.

Yang diharapkan masyarakat Indonesia, apa yang dilakukan sebagai langkah yang bijak dari Presiden Jokowi dengan mengangkat Kabareskrim yang baru Komjen Pol Anang Iskandar menggantikan Komjen Budi Waseso, dapat mengembalikan harkat dan martabat Polri. Yang bersangkutan diharapkan tidak KKN.

Komjen Anang mampu mengobati Polri yang terkesan banyak bicara sedikit hasilnya, akan berubah sehat menjadi Polri sedikit bicara tetapi banyak hasilnya. Yaitu Polri yang fokus kepada penegakan dan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Keberhasilannya dalam bentuk nyata yaitu membabat habis korupsi.

Pemberantasan habis mafia anggaran, mafia Dwelkling Time, Mafia sawah fiktif, mafia migas, pencurian ikan, anggaran siluman dan segala macam mafia termasuk mafia anggaran DPR. Selain itu Pak Anang Iskandar diharapkan menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh Kabareskrim yang lama, sehingga Polri tidak meninggalkan hutang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun