Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Berprestasi Merelokasi Kampung Pulo, Hadiah 70 Tahun Indonesia Merdeka

21 Agustus 2015   04:13 Diperbarui: 21 Agustus 2015   04:13 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab sekali penertiban gagal maka untuk seterusnya akan semakin sulit bahkan dapat dijadikan komoditi bisnis oleh kelompok mafia maupun para politisi.

Ahok sebenarnya sudah memberikan kesempatan yang cukup kepada warga untuk mengurus ganti rugi dengan menunjukan Surat Hak Milik.

Harga ganti rugi yang ditawarkan sebesar 1,5 kali luas lahan resmi yang dimiliki warga. luas lahan 100 meter persegi mendapatkan ganti lahan seluas 150 meter persegi dan diberikan kasih sertifikat.

Warga yang akan mendapatkan kompensasi adalah warga yang memiliki sertifikat tanah dan bangunan asli di bantaran Kali Ciliwung. Sedangkan untuk warga asli DKI Jakarta yang tinggal di kawasan tersebut namun terdampak penertiban, Ahok akan merelokasi ke tempat yang lebih baik.

Yaitu berupa rusunawa, rumah susun dengan sewa sepuluh ribu rupiah perhari. Jadi dengan kata lain mereka tetap diperhatikan. Jadi kurang apalagi itikad baik Ahok kepada warga kampung Pulo.

Ahok memindahkan mereka tidak begitu saja dipindahkan, mereka dikasih tempat tinggal untuk seumur hidup, diberi hak untuk tinggal sampai tujuh turunan, syaratnya jangan disewakan atau dijual kepada orang lain.

Tetapi mereka nglunjak mengakali Ahok, meminta Surat Hak Milik. Tentu saja Ahok tidak mau, karena Ahok tau tujuannya agar rumah yang dikasih negara bisa diperdagangkan. Kalau mereka sampai minta surat hak milik, niscaya bukan untuk tinggali tapi akan diperjualbelikan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai warga Kampung Pulo enggan direlokasi karena mengira akan diberi uang ganti rugi penggusuran. Selama ini mereka belum mau masuk rusunawa karena berharap dapat ganti rugi uang.

Ahok tau apa yang ada dibenak warga kampung pulo yang tinggal di tanah negara itu. Yang dikehendaki warga adalah rusunawanya dapat uangnya juga dapat.

Itulah manusia Jakarta, sudah diberi kemudahan, tempat tinggal yang lebih nyaman, lebih sehat, ternyata tidak berterima kasih, tidak bersyukur, mereka menolak. Tidak instrospeksi diri bagaimana rasanya puluhan tahun tinggal ditempat kumuh dan kebanjiran.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Diucapkan hanya untuk menarik simpatik dan dukungan. Yang sejatinya untuk mengelabui masyarakat, mengelabui petugas. Tak disadarinya mereka telah melakukan kemunafikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun