Dengan kenekadannya itu Ahok sendirian melawan para Mafia, politisi, DPRD, melawan preman, melawan partai politik, melawan tatanan dan aturan hukum rimba yang dibuat puluhan tahun di DKI Jakarta, sudah ada sejak Bang Ali, maupun Bang Yos yang jelas disaat mereka berdua berkuasa di DKI, tidak mampu memberantasnya.
Bukankah kesemrawutan sistem birokrasi, tata guna lahan, lalu-lintas, transportasi, banjir , tataruang & perumahan yang sekarang ini adalah warisan pemerintahan sebelum Ahok yang sudah mengakar dan karatan parah, sehingga sulit dan terlalu sulit untuk direhabilitasi.
Jika melihat kiprah dan gebragan AHok mengurus Jakarta yang penuh dengan ribuan permasalahan sepertinya ia kerja sendirian, untungnya masih ada pemerintah pusat Bapak Jokowi yang masih melindungi Ahok dari gempuran gangguan manusia-manusia preman politik, preman pengusaha, preman birokrat, preman jalanan, preman pasar dan masih banyak lagi preman.
AHok masih kuat, tegar, istikomah masih besemangat memikirkan warga jakarta sekolahnya gratis, berobat gratis, perumahan nyicil, mereka yang terkena bongkaran pemukiman liar disediakan Ahok rusunawa.
Soal banjir , macet, sampah, preman, PKL, siapa sih yang mampu membereskan dalam waktu singkat, permasalah yang tidak dapat dfiatasi oleh gubernur DKI yang manapun juga sejak zaman Ali Sadikin palagi jamannya Bang Yos, yang sudah menggunung dari puluhan tahun, namun demikian AHok tetap melakukan penanganan secara profesional.
Bukan secara kebetulan DKI mendapat seorang pemimpin yang berani mati seperti Ahok, tetapi semuanya itu adalah sudah menjadi kemauan masyarakat Jakarta yang sangat mengidamkan mendapat seorang pemimpin DKI yang jujur, berani nekat senekad Ahok. Tidak mencari kekayaan untuk dirinya, keluarganya, maupun orang lain atau kelompok tertentu.
Setiap manusia pasti ada kekuarangannnya dan kelebihannya
Ahok adalah manusia biasa, pasti banyak ada kekurangannya, sifat yang meledak-ledak dari A Hok bukan datang dan pergi tanpa alasan, semuanya itu bisa dikurangi asalkan ada kerja sama dan saling mengisi kekurangan masing-masing pihak yang berkepentingan.
Misalnya antara AHok dengan DPRD bukan malah saling menghujat, jangan dikira masyarakat hanya menilai terhadap Ahok saja masalah kepemimpinannya di DKI yang terkesan sering marah-marah dan tidak santun, akan tetapi lebih parah lagi masyarakat justru sudah tidak ada kepercayaan lagi kepada para wakil rakyat di DPRD DKI.
Masyarakat DKI hanya mengetahui DPR gudangnya para politisi yang berjiwa korup. Untuk itu alangkah baiknya jika kepemimpinan AHok dapat didukung oleh DPRD dalam mengatasi berbagai permasalahan yang menggunung.
Antara AHok dengan DPRD DKI tidak lagi saling menghujat tidak lagi saling menyalahkan, akan tetapi bersama-sama dengan tulus ikhlas membangun Jakarta sebagai Ibu kora RI yang berwibawa dan bermartabat.