Mohon tunggu...
Imam Hariyanto
Imam Hariyanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Agribisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Brrr..! Dinginnya Mandi Hujan Abadi di Air Terjun Sitardanus, Jember

17 Februari 2015   18:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebing hijau dan tinggi saat menuju Air Terjun Sitardanus

Air Terjun Sitardanus yang menjadi salah satu air terjun di lereng Gunung Raung, Kabupaten Jember, ini cukup unik. Keunikannya terletak pada bentuk jatuhnya air yang terlihat seperti hujan. Debit airnya cukup kecil untuk ukuran air terjun, malah terlihat seperti ribuan air yang menetes dari atas tebing, benar-benar mirip hujan. Gak berlebihan ‘kan, kalau saya menyebutnya sebagai Hujan Abadi.

Meskipun saya bilang “hanya” tetesan, namun ada 2 aliran yang tetesan airnya cukup deras sehingga tetap bisa dinikmati sebagai air terjun. Justru, karena tidak begitu besar, kita bisa mandi di bawahnya dengan aman.

Saat saya ke sana, saya mencoba memanjat batuan-batuan di bawah “hujan abadi” itu melalui aliran air. Cukup menantang, karena selain licin, batunya juga sedikit tajam, jadi saya sarankan untuk yang tidak terbiasa memanjat air terjun agar tidak melakukannya.

Asiknya, kita bisa bermain hujan-hujanan (walaupun tidak sedang hujan ya hehe) disamping tebing yang berwanra coklat-hitam batu eksotis diselingi hijaunya tumbuhan merambat yang menyegarkan mata. Dari sini, kita bisa melihat indahnya pemandangan di depan Air Terjun Sitardanus. Sungguh karya seni alami yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta.

[caption id="attachment_975" align="aligncenter" width="448" caption="Terbing hijau tempat jatuhnya air"]

[/caption] [caption id="attachment_983" align="aligncenter" width="336" caption="Hujan Abadi di Air Terjun Sitardanus, Jember"]
Hujan Abadi di Air Terjun Sitardanus, Jember
Hujan Abadi di Air Terjun Sitardanus, Jember
[/caption] [caption id="attachment_981" align="aligncenter" width="336" caption="Yuhuuu.. Terbang tinggi ke puncak Air Terjun Sitardanus"]
Yuhuuu.. Terbang tinggi ke puncak Air Terjun Sitardanus
Yuhuuu.. Terbang tinggi ke puncak Air Terjun Sitardanus
[/caption] [caption id="attachment_984" align="aligncenter" width="336" caption="Sam Kethek dan Nyoth lagi foto prewed"]
Sam Kethek dan Nyoth lagi foto prewed
Sam Kethek dan Nyoth lagi foto prewed
[/caption] [caption id="attachment_979" align="aligncenter" width="448" caption="Pemandangan di depan Air Terjun Sitardanus"]
Pemandangan di depan Air Terjun Sitardanus
Pemandangan di depan Air Terjun Sitardanus
[/caption] [caption id="attachment_978" align="aligncenter" width="448" caption="Lubang di tebing dengan batuan berwarna coklat eksotis"]
Lubang di tebing dengan batuan berwarna coklat eksotis
Lubang di tebing dengan batuan berwarna coklat eksotis
[/caption]

Tidak begitu banyak sampah, tapi ada beberapa vandalisme (corat-coret di batu). Sangat disayangkan ya. Alam yang harusnya dicintai dan dilestarikan, malah dirusak untuk kepentingan yang gak jelas. Bagi Anda yang akan ke sini, saya sangat berharap Anda bisa menjaga kebersihan dan tidak melakukan kesalahan yang sama dengan para anak alay itu. Jika membawa bekal makanan, maka bawa pulang lagi bungkus makanan Anda. Air terjun ini bukan makhluk hidup, dia tidak bisa membersihkan dirinya sendiri.

Oia, bagi Anda yang hendak mandi hujan abadi di Air Terjun Sitardanus seperti saya, saya sarankan membawa baju ganti, agar saat pulang nanti tidak masuk angin karena memakai baju basah.

Oke, nantikan cerita petualangan saya berikutnya ya :D

Disclaimer: Tulisan ini sebelumnya sudah dipublikasikan di blog penulis pada tautan berikut ini. Penulis bisa dihubungi melalui email di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun