Air Terjun Sitardanus yang menjadi salah satu air terjun di lereng Gunung Raung, Kabupaten Jember, ini cukup unik. Keunikannya terletak pada bentuk jatuhnya air yang terlihat seperti hujan. Debit airnya cukup kecil untuk ukuran air terjun, malah terlihat seperti ribuan air yang menetes dari atas tebing, benar-benar mirip hujan. Gak berlebihan ‘kan, kalau saya menyebutnya sebagai Hujan Abadi.
Meskipun saya bilang “hanya” tetesan, namun ada 2 aliran yang tetesan airnya cukup deras sehingga tetap bisa dinikmati sebagai air terjun. Justru, karena tidak begitu besar, kita bisa mandi di bawahnya dengan aman.
Saat saya ke sana, saya mencoba memanjat batuan-batuan di bawah “hujan abadi” itu melalui aliran air. Cukup menantang, karena selain licin, batunya juga sedikit tajam, jadi saya sarankan untuk yang tidak terbiasa memanjat air terjun agar tidak melakukannya.
Asiknya, kita bisa bermain hujan-hujanan (walaupun tidak sedang hujan ya hehe) disamping tebing yang berwanra coklat-hitam batu eksotis diselingi hijaunya tumbuhan merambat yang menyegarkan mata. Dari sini, kita bisa melihat indahnya pemandangan di depan Air Terjun Sitardanus. Sungguh karya seni alami yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta.
[caption id="attachment_975" align="aligncenter" width="448" caption="Terbing hijau tempat jatuhnya air"]
Tidak begitu banyak sampah, tapi ada beberapa vandalisme (corat-coret di batu). Sangat disayangkan ya. Alam yang harusnya dicintai dan dilestarikan, malah dirusak untuk kepentingan yang gak jelas. Bagi Anda yang akan ke sini, saya sangat berharap Anda bisa menjaga kebersihan dan tidak melakukan kesalahan yang sama dengan para anak alay itu. Jika membawa bekal makanan, maka bawa pulang lagi bungkus makanan Anda. Air terjun ini bukan makhluk hidup, dia tidak bisa membersihkan dirinya sendiri.
Oia, bagi Anda yang hendak mandi hujan abadi di Air Terjun Sitardanus seperti saya, saya sarankan membawa baju ganti, agar saat pulang nanti tidak masuk angin karena memakai baju basah.
Oke, nantikan cerita petualangan saya berikutnya ya :D
Disclaimer: Tulisan ini sebelumnya sudah dipublikasikan di blog penulis pada tautan berikut ini. Penulis bisa dihubungi melalui email di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H