4 Kebiasaan Pagi yang Membantu Saya Mengelola Hidup dengan ADHD
Bagaimana sedikit penyesuaian dalam rutinitas harian membantu otak saya yang haus dopamin.
Pagi hari adalah momen yang penuh potensi, namun bagi seseorang dengan ADHD, pagi sering kali berubah menjadi medan pertempuran. Pikiran yang melompat-lompat, kesulitan memulai aktivitas, dan seringnya gangguan kecil yang muncul membuat pagi terasa lebih sulit dari yang seharusnya.
Namun, seiring waktu dan banyak percobaan, saya menyadari bahwa menjaga hidup tetap teratur bukan tentang menciptakan rutinitas yang rumit, melainkan membangun kebiasaan-kebiasaan kecil yang mudah dilakukan. Rutinitas sederhana ini tidak hanya membantu saya tetap fokus, tetapi juga menjadi sumber energi positif untuk menjalani hari dengan lebih baik.
Berikut adalah empat kebiasaan pagi yang saya temukan sangat bermanfaat:
1 : Mendengarkan Audiobook
Ada sesuatu yang istimewa dalam mendengarkan audiobook di pagi hari. Saya menemukan bahwa aktivitas ini membantu saya memulai hari dengan pikiran yang lebih tenang dan terarah. Namun, ada syaratnya: saya tidak bisa mendengarkan saat benar-benar diam, tetapi juga tidak bisa mendengarkan sambil melakukan aktivitas yang terlalu rumit.
Aktivitas seperti merapikan tempat tidur, menyapu, memasak sarapan, atau sekadar merapikan meja menjadi momen yang sempurna untuk mendengarkan buku favorit saya. Saat otak saya sibuk dengan gerakan fisik yang sederhana, informasi dari audiobook terasa lebih mudah masuk dan diingat.
Saya masih ingat dengan jelas momen pertama kali mendengarkan The 5 Second Rule karya Mel Robbins. Saat itu saya sedang bermain Minecraft perpaduan aktivitas sederhana dan konten inspiratif yang ternyata cukup efektif. Sejak saat itu, mendengarkan audiobook menjadi bagian penting dari pagi saya, memberikan wawasan baru tanpa terasa seperti beban.
2 : Olahraga Ringan
Olahraga pagi bagi saya bukan hanya tentang menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga menenangkan pikiran. Dengan ADHD, otak saya sering kali terasa seperti mesin yang terus berjalan tanpa henti. Jogging ringan, stretching, atau bahkan sekadar berjalan kaki di sekitar rumah menjadi cara ampuh untuk melepaskan energi berlebih dan mendapatkan ketenangan.
Olahraga juga membantu tubuh saya memproduksi dopamin, bahan kimia yang sangat penting untuk menjaga fokus dan suasana hati. Rasanya seperti "mengisi ulang baterai otak" sebelum memulai hari. Tidak perlu lama---bahkan lima belas menit saja cukup untuk membuat saya merasa lebih siap menghadapi tantangan hari itu.
3 : Menulis Catatan Singkat
Jika pikiran saya adalah lautan, maka menulis catatan pagi adalah cara saya menuangkan sebagian air agar kapal tidak tenggelam. Dengan ADHD, ide dan pikiran sering muncul begitu saja tanpa henti, dan itu bisa menjadi sumber stres jika tidak diatur.
Setiap pagi, saya meluangkan waktu sekitar lima menit untuk menulis catatan kecil. Catatan ini tidak harus rapi atau formal---saya hanya menulis apa pun yang ada di kepala saya. "Hari ini mau masak nasi goreng," atau "Cek email dari sekolah" adalah contoh sederhana.
Menulis catatan membantu saya merasa lebih terorganisir. Pikiran yang tadinya berserakan kini terasa lebih terkendali, dan saya memiliki panduan sederhana untuk menjalani hari.
4 : Sarapan yang Memberi Energi
Sarapan bukan sekadar mengisi perut bagi saya, ini adalah momen untuk memberi tubuh dan otak bahan bakar yang tepat. Sebagai seseorang dengan ADHD, saya harus berhati-hati dengan apa yang saya makan. Lonjakan gula darah dari makanan manis sering membuat saya merasa gelisah, jadi saya memilih makanan yang sederhana tetapi bergizi.
Roti gandum dengan selai kacang, oatmeal dengan buah, atau smoothie hijau menjadi favorit saya. Sarapan ini tidak hanya membantu saya merasa kenyang lebih lama, tetapi juga memberikan energi yang stabil untuk menjalani pagi tanpa "kecelakaan" energi di tengah jalan.
Mengapa Rutinitas Pagi Penting bagi ADHD?
Hidup dengan ADHD sering terasa seperti berada di tengah kemacetan pikiran. Rutinitas pagi saya adalah "rambu lalu lintas" yang membantu mengarahkan energi dan perhatian ke hal-hal yang benar-benar penting.
Namun, saya tidak selalu sempurna. Ada hari-hari ketika rutinitas ini terganggu, entah karena jadwal yang berubah atau karena saya terlalu lelah. Tapi setiap kali saya kembali ke kebiasaan-kebiasaan ini, saya merasa lebih terkendali, lebih fokus, dan lebih damai.
Rutinitas sederhana ini adalah pengingat bahwa hidup dengan ADHD bukan tentang mencoba menjadi sempurna, melainkan tentang menemukan cara untuk hidup lebih baik dengan kekacauan yang ada.
"Ketika pagi dimulai dengan irama yang tepat, kekacauan pikiran berubah menjadi harmoni yang indah."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI