Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Sederhana Menenangkan Pikiran dan Merangkul Diri dengan Jurnaling

7 Januari 2025   11:42 Diperbarui: 7 Januari 2025   11:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"10 Menit Menulis: Cara Sederhana untuk Menenangkan Pikiran dan Merangkul Diri Sendiri"

Hidup sering kali terasa seperti balapan tanpa garis akhir. Tugas yang tak ada habisnya, notifikasi yang terus berbunyi, dan pikiran yang melompat-lompat membuat kita seperti selalu "nyala." Ketika dunia terasa terlalu bising, mencari momen hening menjadi tantangan besar.

Bagi saya, seorang disleksia dan ADHD, kondisi ini seperti menghidupkan saluran televisi dengan semua program tayang sekaligus. Pikiran saya berlarian, tak terkendali, seperti anak kecil yang terlalu bersemangat di taman bermain. Namun, saya menemukan pelarian sederhana yang membantu saya menghadapi kekacauan ini: menulis jurnal selama 10 menit sehari.

Menulis Jurnal : Sebuah Ruang untuk Bernafas

Menulis jurnal bukan sekadar "curhat" atau mencatat kejadian hari ini. Itu adalah ruang untuk berdialog dengan diri sendiri. Awalnya, saya skeptis. Apa mungkin coretan acak di atas kertas bisa membantu pikiran saya yang seperti badai? Tapi, seperti yang dikatakan banyak penelitian, menulis ternyata bisa menjadi alat yang ampuh untuk menenangkan pikiran dan merangkul emosi.

Bagi orang dengan ADHD, seperti saya, pikiran sering kali meloncat dari satu ide ke ide lain. Menulis jurnal adalah cara saya "memarkir" pikiran itu, menurunkannya dari kereta cepat, dan mengatur ulang semuanya. Sedangkan bagi sisi disleksia saya, menulis sering menjadi tantangan teknis, tapi itu justru menjadi latihan untuk melatih fokus dan konsistensi.

Mengapa Hanya 10 Menit?

Tidak perlu berjam-jam. Bahkan 10 menit saja cukup untuk mengatur ulang pikiran yang kacau. Ketika saya duduk dengan kertas dan pena, saya memberi diri saya waktu untuk merenung, mengeluarkan kekhawatiran, atau merayakan kemenangan kecil.

Ada kalanya saya hanya menulis daftar kata yang muncul di kepala saya. Di hari lain, saya mencatat mimpi-mimpi yang saya miliki meskipun terlihat mustahil. Menulis memberi saya ruang untuk berpikir, merasa, dan akhirnya menerima diri sendiri, apa adanya.

Journaling telah terbukti secara ilmiah dapat:

  • Mengurangi kecemasan: Pikiran yang ditulis di atas kertas sering kali menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
  • Meningkatkan kesadaran diri: Proses menulis membantu saya memahami pola pikir dan emosi saya.
  • Meningkatkan kualitas tidur: Menulis sebelum tidur adalah cara untuk melepaskan pikiran-pikiran yang masih "menempel."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun