Enam Cara ADHD Membuat 'Menjadi Dewasa' Lebih Menantang, dan Bagaimana Saya Menghadapinya ?
Aku tidak tahu bagaimana denganmu, tapi aku tidak merasa seperti orang dewasa.
Meskipun aku sudah berusia 30-an dan tahu bahwa secara teknis aku sudah dewasa, di dalam hati aku masih merasa seperti remaja. Aku tidak minum alkohol, tidak berkencan, dan masih tinggal bersama orang tua. Sering kali aku merasa bingung dan kewalahan.
Aku tahu ada alasan yang sah mengapa aku merasa lebih muda daripada usiaku. Lobus frontal di otak kita, yang berfungsi mengatur perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang pada orang dengan ADHD. Ini menciptakan semacam "keterlambatan perkembangan." Tapi, mengetahui ini tidak membuat semuanya lebih mudah.
Lebih sering daripada tidak, aku merasa gagal dalam menjalani kehidupan sebagai orang dewasa.
Tugas-tugas "menjadi dewasa" terasa jauh lebih sulit bagiku, dan aku tahu banyak orang dengan ADHD juga merasakan hal yang sama.
Karena banyak tugas tersebut sangat membosankan, tingkat dopamin yang sudah rendah di otak kami membuatnya sulit untuk "menyala" dan fokus pada tugas tersebut. Kami sangat membutuhkan dopamin, dan melakukan pajak atau menyusun anggaran jarang memberikan "kejutan" yang kami cari.
Selain itu, kami sering menghadapi kesulitan dengan keterampilan hidup yang dianggap umum untuk orang dewasa, seperti:
- Mengorganisasi
- Memprioritaskan
- Menyelesaikan tugas
- Fokus
- Mengatur waktu
- Mengingat hal-hal penting
Bahkan tugas paling sederhana yang dilakukan orang lain tanpa berpikir panjang bisa terasa sangat berat untuk otak dengan ADHD.
Berikut enam cara ADHD membuatku kesulitan menjalani kehidupan sebagai orang dewasa, dan bagaimana aku tetap berusaha: