Indra penciuman saya sangat tajam. Saya sering khawatir bahwa tubuh saya berbau tidak sedap, meskipun suami saya mengatakan tidak mencium apa pun. Bau tertentu, terutama yang buah-buahan, sangat mengganggu. Pernah, suami saya harus memindahkan yogurt rasa buah ke ruangan lain karena aromanya membuat saya merasa "terbakar" secara emosional.
Suara
Suara adalah salah satu pemicu sensory overload yang paling intens bagi saya. Suara orang makan, keramaian, musik latar, bahkan suara alat berkebun bisa membuat saya merasa seperti akan meledak. Sebagai guru, saya sering meminta siswa untuk melakukan tugas dalam keheningan karena saya tidak bisa fokus atau mendukung mereka dengan baik jika ada kebisingan.
Cahaya
Supermarket adalah tempat yang sering membuat saya stres. Cahaya terang dan warna-warni di dalamnya membuat saya merasa lelah dan tertekan. Setelah memahami sensory overload, saya mulai menghindari tempat-tempat seperti ini atau mengatur waktu kunjungan agar lebih nyaman.
Sentuhan
Saya orang yang sangat tactile; saya suka bersentuhan dengan orang lain secara ramah. Tetapi ada saat-saat ketika saya tidak tahan disentuh, bahkan oleh suami saya sendiri. Hal ini sering kali sulit dijelaskan dan dapat memengaruhi hubungan jika tidak dipahami.
Menerima dan Beradaptasi
Jika Anda memiliki ADHD, Anda mungkin mengalami sensory overload tanpa menyadarinya. Saat merasa marah atau kesal tanpa alasan jelas, cobalah merenung sejenak. Apa yang Anda lihat, cium, rasakan, dengar, atau sentuh?
Bagi saya, memahami sensory overload adalah perjalanan menuju penerimaan diri. Saya belajar bahwa saya tidak sekadar "berlebihan" atau "menyebalkan" saat merasa terganggu oleh hal kecil. Pemahaman ini membantu saya lebih berbaik hati pada diri sendiri dan mengambil langkah untuk mengatasi sensory overload sebelum bereaksi.
"Pemahaman adalah kunci untuk mencintai diri sendiri. Dengan memahaminya, kita tidak hanya menerima kelemahan, tetapi juga menemukan kekuatan yang tersembunyi."