Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Vocal Stimming dan ADHD, Suara yang Berbicara Lebih dari Kata

28 November 2024   08:31 Diperbarui: 28 November 2024   09:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vocal stimming tidak selalu perlu dihentikan. Dalam beberapa kasus, ini adalah bentuk komunikasi tubuh yang paling jujur. Sebagai pendidik dan orang tua, kita perlu belajar melihat perilaku ini bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai jendela menuju dunia internal seseorang.

Tips untuk Mendukung Anak dengan Vocal Stimming:

  1. Kenali Penyebabnya: Apakah ini muncul karena stres, kebosanan, atau kelebihan rangsangan sensorik?
  2. Berikan Ruang Aman: Izinkan anak untuk mengekspresikan dirinya di tempat yang nyaman tanpa rasa malu.
  3. Jangan Langsung Menghentikan: Cobalah mengalihkan jika perilaku ini mengganggu, tetapi jangan langsung melarang. Misalnya, tawarkan aktivitas fisik atau musik sebagai alternatif.
  4. Pahami dan Terima: Jangan menghakimi. Ingat, perilaku ini adalah cara mereka menenangkan diri.

Vocal Stimming: Sebuah Kekuatan Tersembunyi

Sebagai orang dewasa yang kini menjadi pendidik untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, saya sering berkata kepada mereka:
"Kamu tidak aneh, kamu istimewa. Suaramu adalah bagian dari ceritamu, dan cerita itu layak untuk didengar."

Banyak anak dengan ADHD atau autisme yang merasa dihakimi karena perilaku stimming mereka. Sebagai seseorang yang pernah berada di posisi mereka, saya ingin mengingatkan bahwa suara-suara itu bukan kelemahan, melainkan cara unik tubuh berbicara.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Vocal stimming adalah cerminan dari dunia internal seseorang. Jika kita mendekati fenomena ini dengan rasa ingin tahu, bukan penghakiman, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan individu ADHD dan memahami cara mereka memproses dunia.

"Kehidupan tidak selalu harus tenang untuk menjadi bermakna. Kadang, suara-suara kecil yang kita abaikan justru adalah harmoni dari jiwa yang berjuang."

Melalui pengalaman saya, saya belajar bahwa tidak ada yang benar-benar salah dalam menjadi "berbeda." Yang salah adalah dunia yang menolak untuk memahami. Mari kita ubah perspektif itu. Suara adalah ekspresi, bukan gangguan. Let's listen, not judge.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun