Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik Label "Low Support Needs": Menyingkap Perjuangan Disleksia

25 November 2024   13:38 Diperbarui: 25 November 2024   13:46 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya menjalankan program Dyslexia Keliling Nusantara, saya bertemu banyak anak dengan cerita yang sama. Mereka dianggap baik-baik saja oleh guru mereka, tetapi ketika saya berbicara langsung dengan mereka, saya melihat luka emosional yang dalam. "Kenapa aku tidak seperti mereka, Kak?" tanya seorang anak. Pertanyaan ini mengingatkan saya pada diri saya dulu, yang sering merasa terisolasi karena perbedaan yang tidak terlihat.

Penting bagi kita untuk mengubah cara pandang terhadap label seperti "low support needs." Dukungan bukan hanya tentang memfasilitasi kemampuan akademik, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa dihargai, dipahami, dan diterima. Para ahli seperti Reid Lyon (2002) menekankan bahwa intervensi yang efektif untuk individu dengan disleksia harus mencakup aspek akademik, emosional, dan sosial.

Bagi saya, dukungan terbesar datang dari ayah saya, yang dengan sabar mengajari saya membaca walaupun saya sering frustrasi. Dukungan emosional seperti ini tidak tergantikan oleh apapun. Sekarang, sebagai pendidik, saya berusaha memberikan hal yang sama kepada anak-anak dengan disleksia. Mereka tidak hanya membutuhkan strategi belajar, tetapi juga dukungan penuh kasih yang menguatkan mental mereka.

Label "low support needs" tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan perjuangan tak terlihat. Kita harus berhenti melihat disleksia sebagai tantangan yang hanya terkait dengan kemampuan membaca atau menulis. Disleksia adalah tentang bagaimana individu memproses dunia secara berbeda---dan dalam perbedaan itu ada kekuatan yang luar biasa.

 "Ketika kita melihat lebih dalam dari sekadar label, kita tidak hanya menemukan perjuangan, tetapi juga potensi yang luar biasa."

-- Imam Setiawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun