Dengan ketekunan dan kerja keras, saya membuktikan bahwa mimpi-mimpi saya tidak dibatasi oleh kekurangan saya. Saya meraih gelar sarjana, lalu melanjutkan ke jenjang master. Kini, saya berdiri di hadapan banyak orang, berbagi kisah saya, menginspirasi para guru dan orang tua di seluruh Nusantara untuk lebih memahami kebutuhan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Semua yang saya capai tidak akan mungkin terjadi jika saya hanya fokus pada kelemahan saya.
Pesan saya sederhana, setiap orang memiliki kecerdasan dan bakat yang unik. Disleksia hanyalah satu dari banyak tantangan dalam hidup. Yang penting bukanlah tantangan itu sendiri, tetapi bagaimana kita menghadapinya. Saya adalah bukti hidup bahwa meski disleksia menambah kesulitan, ia tidak pernah menghalangi saya untuk bermimpi, berusaha, dan pada akhirnya, mencapai hal-hal luar biasa dalam hidup saya.
"I didn't succeed despite my dylexic, but because of it. It wasn't my deficit, but my advantage".
-Scott Sonnon, juara dunia seni bela diri dan penulis-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H