Narasi “darurat” yang di jadikan tameng rezim, pelan-pelan sebagai kandungan bisa ular yang beracun untuk membungkam hak demokrasi sipil saat ini. Pemulihan Ekonomi Nasional yang di programkan telah gagal, dengan banyak celah keteledoran rezim atas dampak dari PHK pekerja, pengangguran usia produktif, dan nilai bahan kebutuhan pokok yang serba naik salah satunya kedelai.
Belum selesai dengan problema dengan wabah Covid 19 rumit dari tahun 2020, di awal tahun 2021 kita mendapati ujian bencana tamabahan yang terjadi di sumedang longsor, jawa tengah dan jawa timur terjadi gunung merapi erupsi, kalimantan barat terkena banjir bandang, di sulbar majene, mamuju mendapati gempa bumi dahsyat, manado banjir gelombang laut pasang, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh semua ini adalah peristiwa yang tak bisa di pandang sebelah mata apalagi publik figur kita masih sempat-sempatnya senyum ceria sambil selfie tanpa beban sembari menunjukan kesuperan vaksin sebelumnya di tengah-tengah sesama anak bangsa ada yang lagi berduka dan kesusahan., Ini cukup sekali tidak memberikan sikap "etik" bagi para pengikut mereka.
Terakhir bisa di saksikan sendiri bagaiamana efisiensi Embel-embel pemulihan Ekonomi pengesahan uu cipta kerja dari akhir tahun lalu.Dari siapa, Untuk siapa, oleh siapa?Memberikan kita kini hadiah Surprise perihal bantuan sosial yang di sikat sekalipun itu untuk warga berkebutuhan khusus disabilitas pun di kunyah tanpa ampun. Kalo saja problema vaksin menjadi sebuah tambahan masalah dan menjadi sebuah dilematis dalam memilih varian rasanya, Saya pikir mungkin kita perlu memanggil I’ron Man original demi membasmi Covid 19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H